Madinah, 14 September 2018
Jemaah haji yang akan pulang ke Indonesia harus menyiapkan dirinya. Siap dalam arti sehat. Bukan hanya sehat saat akan berangkat ke Tanah Suci saja, tetapi juga saat pulang kembali ke rumah masing-masing. Jemaah jangan menganggap bahwa ibadah sudah selesai sehingga mengabaikan kesehatannya.
“Untuk kepulangan juga harus disiapkan. Jemaah harus menyiapkan kondisinya agar selalu sehat dan semangat. Jaga kondisi, jaga makan dengan makan cukup, minum yang banyak, dan istirahat yang cukup. Agar pada saat kepulangan tetap fit, bertemu dengan keluarga tepat pada waktunya,” jelas Ketua Tim Mobile dr. Rachmawanti, Sp.PD, di Bandara Amaa, Madinah.
Menurut Rachmawanti, jemaah yang akan pulang harus menunggu di Bandara Madinah kurang lebih 6 jam sebelum take off. Mereka menunggu sekitar 2 jam di pavilion, lalu akan didorong ke dalam terminal.
Di sini jemaah akan mengantre sambil berdiri cukup lama sekitar 2 jam untuk melewati pintu pemindai (x-ray gate) terlebih lagi di imigrasi. Selanjutnya jemaah menunggu lagi 1 sampai 2 jam di ruang tunggu sebelum terbang.
“Ini cukup menyita stamina. Maka perlu disiapkan supaya bisa pulang dengan sehat dan berkumpul dengan keluarga,” kata Rachmawanti.
Kepada jemaah yang pernah dirawat atau saat kepulangan menderita sakit, Rachmawanti menyarankan untuk lebih memperbanyak istirahat dan makan yang cukup.
“Jangan lupa minum obat-obat yang sudah diberikan. Masukkan obat di dalam tas passport. Obat-obatannya jangan dimasukkan ke dalam koper. Selama perjalanan pulang, obat bisa diminum supaya tidak ada kekambuhan pada saat menunggu kepulangan,” tambahnya.
Menurut Rachmawanti, kekambuhan penyakit lama mungkin disebabkan karena terlalu lelah. Jemaah harus bangun lebih awal untuk persiapan kepulangan. Mereka juga harus berjalan kaki dari pavilion ke ruang tunggu. Terkadang, menjelang pulang jemaah menderita demam, nafsu makan tidak ada, sehingga sampai bandara badannya lemah. Kondisi ini bisa menyebabkan jemaah gagal terbang.
Untuk mengantisipasi hal ini, Tim Mobile Indonesia melakukan observasi. Observasi hanya bisa dilakukan sampai jemaah akan masuk ke imigrasi. Setelah dari imigrasi, bila ada jemaah sakit, maka akan ditangani oleh tim medis Arab Saudi di Bandara.
“Sambil menunggu, kami melakukan observasi atau skrining secara visual kepada jemaah. Wilayah kerja Tim Mobile mulai jemaah datang turun bis, di ruang tunggu, sampai sebelum imigrasi. Setelah dari imigrasi bila mengalami gangguan kesehatan, langsung akan diambil alih oleh Bandara,” jelas Rachmawanti.
Beda Datang dan Pulang
Rachmawanti menjelaskan, ada sedikit perbedaan karakteristik kepulangan jemaah yang melalui Bandara Jeddah untuk jemaah haji gelombang 1 dan kepulangan melalui bandara Madinah untuk gelombang 2.
“Pulang melalui Bandara Jeddah cukup menyita stamina dan lebih lama dari Madinah. Jarak dari pemondokkan di Makkah ke Bandara Jeddah cukup jauh. Selain itu, suhu udaranya cukup tinggi dan kelembapan juga tinggi, sehingga keringat yang keluar itu sangat banyak. Jemaah disarankan untuk banyak minum,” jelasnya.
Sedangkan untuk bandara di Madinah, kata Rachmawanti, jarak dengan penginapan cenderung dekat. Jemaah bisa berangkat tidak terlalu awal. Suhu udara memang tinggi dengan kelembapn yang rendah, namun jemaah bisa menunggu di dalam ruangan yang sejuk. Meski demikian jemaah juga tetap dianjurkan banyak minum.
Saat datang ke Tanah Suci, jemaah yang sakit sebagian besar didominasi karena faktor kelelahan dan mabuk udara. Selain itu juga ada kekambuhan (eksaserbasi) dari penyakit yang sudah diderita sebelumnya.
Sedangkan pada saat kepulangan, hal yang perlu diwaspadai adalah jemaah-jemaah yang post rawat baik dari KKHI ataupun di RSAS. Umumnya kondisi jemaah belum sepenuhnya pulih dan nafsu makan juga belum kembali ke seperti semula. Selain itu ditambah lagi dengan faktor kelelahan untuk menyiapkan kepulangan.
“Ini perlu perhatian khusus. Jemaah harus tetap semangat, karena keluarga sudah menunggu di rumah,” kata Rakhmawanti.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM