Jakarta, 25 Desember 2018
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Moeloek mengatakan dalam menangani korban tsunami Selat Sunda, Puskesmas jadi fasilitas utama penanganan pasien. Sistem rujukan dinilai lebih efektif dalam menangani korban tsunami.
Sistem rujukan merupakan pelayanan kesehatan berjenjang dengan memaksimalkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Apabila tingkat kesulitan penanganannya tidak dapat dilakukan di Puskesmas, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit.
“Kami ini punya sistem, pertama dibawa ke fasilitas kesehatan primer dulu (Puskesmas) apa yang bisa dilakukan di sana, dilakukan. Misalnya tadi di Puskesmas Carita untuk yang luka-luka apa yang bisa mereka lakukan tanpa harus dirujuk ke rumah sakit,” kata Menkes Nila Moeloek.
Dalam menangani pasien korban tsunami di Pandeglang, rujukan dilakukan secara berjenjang, jika pasien tidak dapat ditangani di Puskesmas sekitar, pasien akan dirujuk ke rumah sakit terdekat, RSUD Berkah Pandeglang.
“Jadi sistemnya (rujukan) sudah berjalan,” kata Menkes.
Tak hanya itu, Kemenkes juga melakukan penguatan pelayanan kesehatan dengan memobilisasi dokter.
“Bilamana perlu dokter, misalnya ada rumah sakit memerlukan dokter, kita bisa saling membantu, misalnya dokter tulang, kita bisa meminta dari Jakarta untuk segera hadir di sini,” kata Menkes.
Di samping itu, penggunaan dana pada bencana ini dialokasikan oleh BNPB. Jadi pengajuan dilakukan oleh Kemenkes, setelah dikalkulasikan kemudian diajukan ke BNPB.
“Mereka punya yang namanya dana bencana, memang disediakan oleh pemerintah. Tapi kalau seperti obat kami punya buffer stock, jadi kalau obat di sini kurang kita bisa cepat bantu,” kata Nila.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM