Palembang, 25 Februari 2019.
Kementerian Kesehatan melaksanakan pelatihan kompetensi bagi Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang akan menyertai kelompok terbang (kloter). Sebanyak 57 calon TKHI yang berprofesi sebagai dokter dan perawat ini memperoleh pelatihan mulai 25 Februari hingga 2 Maret 2019 di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Pelatihan dilaksanakan sebagai tahapan proses rekrutmen TKHI tahun 2019.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas TKHI dalam memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kesehatan bagi jemaah haji di kloter. Demikian disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc yang hadir membuka acara sekaligus memberikan arahan kepada para peserta pelatihan tersebut.
“TKHI adalah pelayanan tamu Allah yang sangat penting dan strategis. Mereka bekerja langsung di lapangan. Bertemu langsung dengan jemaah. Mereka harus kompak dan menjalankan strategi penyelenggaraan kesehatan di hulu,” ujar Eka.
Ia juga menekankan beberapa hal dasar dalam memberikan pelayanan antara lain dengan memperkuat promosi kesehatan dan preventif tanpa mengesampingkan kegiatan kuratif dan rehabilitatif. TKHI kloter harus memiliki empat keterampilan sekaligus dalam memberikan layanan kepada jemaah haji.
Dokter dan perawat yang bertugas dalam kloter tidak hanya dituntut mampu memberikan pengobatan kepada jemaah yang sakit, tapi juga harus mampu memberikan penyuluhan kesehatan dan mencegah kasus kesakitan di dalam lingkup kloter yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini yang membedakan TKHI di kloter dengan petugas kesehatan haji lainnya.
Dalam hal terjadi kasus kedaruratan medis pada jemaah haji, TKHI diminta untuk segera memberikan tindakan yang tepat (prompt treatment) demi menyelamatkan nyawa, mencegah kesakitan yang lebih parah, kecacatan bahkan kematian jemaah haji.
“Jangan ragu dalam memberikan pertolongan emergency, kalau perlu infus ditempat. Pengalaman saya, jemaah banyak yang alami dehidrasi, jangan menunggu mereka semakin parah. Gunakan masker dan payung serta semprotan air,” tegas Eka.
Selama dalam kloter, TKHI tidak bekerja sendirian. Jemaah haji yang jumlahnya berkisar 400 orang tiap kloter, akan disertai pula oleh Tim Pemandu Ibadah Haji (TPIH) dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
“TKHI harus bekerjasama dengan ketua kloter dan pembimbing ibadah. Agar jemaah dapat menjalankan ibadahnya dengan baik,” tandasnya.
Berkaca dari hasil evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji tahun sebelumnya, pada tahun ini Kemenkes mengupayakan agar TKHI yang bertugas lebih berkualitas. Tidak mudah mengeluh dan bersikap proaktif serta inovatif.
Oleh karenanya dalam pelatihan ini selain materi teknis medis juga diberikan materi ilmu komunikasi dan team building. Di akhir pelatihan, akan ada ujian yang menentukan kelulusan ke tahap berikutnya.
Hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Bapelkes Palembang dan juga perwakilan dari Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Badan PPSDMK Kemenkes.
Pelatihan bagi petugas kesehatan haji dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan Haji Kemenkes bekerjasama dengan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Kemenkes melalui Balai Pelatihan Kesehatan yang ada di 13 provinsi embarkasi.
Pelatihan semacam ini merupakan bagian dari proses rekrutmen petugas kesehatan haji. Tahapan penentuan TKHI antara lain seleksi berkas, wawancara, psikotes/tes MMPI, tes Napza, tes kebugaran, dan ujian pelatihan kompetensi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM