Madinah, 9 Juli 2019
Upaya penyembuhan pasien yang tengah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) tidak hanya bersifat kuratif rehabilitatif saja, akan tetapi juga menggunakan metode promosi kesehatan. Aspek penanganan medis mendapatkan dukungan non medis berupa pendekatan personal ke setiap pasien.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Tim Promotif Preventif (TPP) di KKHI Madinah. Pagi ini (9/7) WAS, tiga orang anggota TPP mendatangi empat orang pasien di ruang perawatan yang menempatkan pasien laki-laki dan perempuan secara terpisah. Pasien pertama yang ditemui seorang laki-laki (inisial NH) berusia 66 tahun jemaah asal Embarkasi Ujung Pandang (UPG 1) yang mengidap Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau radang paru.
Selanjutnya tim kesehatan menemui dua pasien lainnya yang merupakan sepasang suami-istri asal kloter PDG 1. Sang suami (AA, 71 tahun) memiliki riwayat hipertensi dan mengalami disorientasi. Ia bercerita, bahwa sebelum dirawat di KKHI Madinah, ia merasa kelelahan bahkan sempat terjatuh ketika ingin membeli obat untuk mengobati penyakitnya.
Ns.Arifah, M.Kes, perawat yang juga anggota TPP kemudian merespons dengan menyampaikan pesan motivasinya kepada pasien agar tidak lagi memaksakan diri beraktivitas yang tidak perlu. Yang terpenting bagi jemaah haji ialah bisa tetap sehat agar dapat melaksanakan ibadah haji yang puncaknya di Armina.
“Bapak jangan kuatir, banyak istighfar dan jaga kesehatan. Jangan membeli obat sendiri, minta obat dan periksa kesehatan ke TKHI,” pesan Arifah saat berbincang dengan pasien.
Sementara sang istri (AS, 66 tahun) yang ditempatkan bersebelahan dengan suaminya, mengidap diabetes dan mengalami kecemasan berlebihan. Pasien sering merasa was-was ketika naik kendaraan dalam waktu lama. Akibatnya sering ‘mabuk’kendaraan dan muntah hebat.
Dr. Nia dari TPP, setelah menyapa dan berbincang sejenak dengan pasien kemudian menawarkan untuk melakukan hipnoterapi. Berbekal kemampuan hipnoterapi yang dimilikinya, Nia berusaha menenangkan pasien dengan memberikan sugesti positif kepada pasien agar rasa cemas yang berlebihan tersebut dapat dihilangkan. Pasien terakhir yang sempat dikunjungi ialah M asal kloter BTH 4 dengan diagnosis hampir sama dengan A yaitu vomitus atau mabuk dan muntah-muntah.
Sekurangnya ada dua keuntungan yang bisa didapatkan dari visitasi yang dilakukan oleh TPP. Pertama, bisa mendapatkan informasi mengenai kondisi kesehatan jemaah yang dirawat di fasilitas kesehatan. Dengan didapatkannya informasi tersebut, maka dapat dijadikan materi penyuluhan kesehatan kepada jemaah haji baik di pondokan maupun tempat-tempat lainnya. Dengan demikian apabila diketahui diagnosis penyakit yang sering terjadi, dapat diinformasikan kepada Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) agar dilakukan pembinaan.
“Kalau memang kasus kaki melepuh banyak kasusnya, berarti kita bisa informasikan ke TKHI untuk banyak pembinaan untuk kaki melepuh. Itu berarti kita harus kasih info ke TKHI supaya pemakaian APD mesti dimaksimalkan lagi terutama sendal,” ujar dr.Linda, Koordinator TPP.
Keuntungan kedua ialah tim non medis, dalam hal ini TPP, dapat memberikan dukungan dari sisi psikologis pasien agar upaya pemulihan kesehatan bisa lebih cepat dengan cara memberikan support mental. Orang yang sedang sakit tentu membutuhkan perhatian dan doa dari teman dan keluarganya. Ini yang tidak bisa diperoleh jemaah haji yang berangkat sendiri tanpa pasangan atau keluarganya. Kehadiran tenaga kesehatan yang mau mendampingi dan terus menyemangati, tentu dapat berdampak positif.
Selain dilakukan oleh tenaga kesehatan, petugas haji yang melekat pada kloter diharapkan dapat melakukan visitasi juga kepada jemaahnya.
“Visitasi hendaknya dilakukan dengan memberdayakan para ketua regu di kloter,” kata Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes.
Visitasi hendaknya dilakukan dengan memberdayakan para ketua REGU d kloter pasa Selasa (9/7) siang, KKHI Madinah sedang merawat dua orang pasien pria dan empat pasien wanita yang kebanyakan memiliki riwayat hipertensi atau darah tinggi. Beberapa pasien wanita rencananya akan pulang hari ini waktu setempat dan kembali ke kloternya masing-masing. Pemulangan pasien ke kloternya juga dibarengi dengan langkah pemeliharaan kesehatan untuk jangka waktu tertentu (periode maintenance).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan
drg. Widyawati, MKM.