Jakarta, 10 Juli 2019
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meresmikan Rumah Sakit Yarsi, Jakarta, Rabu (10/7). Peresmian dilakukan secara simbolis dengan penandatanganan prasasti.
Rumah sakit tersebut memiliki fasilitas 450 tempat tidur dan fasilitas lainnya. Ketua Pengurus Yayasan Yarsi Prof. Jurnalis Uddin, PAK, mengatakan IGD memiliki triage warna untuk mengevakuasi pasien, memiliki 2 kamar operasi (1 kamar operasi mayor dan 1 kamar operasi minor), mobile x-ray, rawat observasi, rawat isolasi.
“Punya 15 poli untuk BPJS Kesehatan, cuma kita belum bisa bergabung dengan BPJS Kesehatan karena RS belum akreditasi. Insha Allah kalau tidak tahun ini awal tahun depan kita akan akreditasi,” katanya.
Selain itu, RS Yarsi juga memiliki pelayanan untuk Lansia. Ia mengatakan Lansia di Indonesia sudah 8% atau 8,5%, dan 2030 diperkirakan penduduk Indonesia hampir 300 juta orang.
“Kalau sudah 10 persen berarti 30 juta, hanya Lansia dan ini kita siapkan RS untuk merespons perkembangan itu,” ucap Prof. Jurnalis.
Wapres Jusuf Kalla mengapresiasi atas diresmikannya RS Yarsi. Ia mengatakan Indonesia merupakan negara yang besar dengan penduduk yang sangat besar, tentu butuh layanan sosial yang begitu banyak termasuk layan kesehatan, penddikan, dan layanan lainnya yang membantu masyarakat.
“Karena itulah, maka layanan kesehatan yang dilaksanakan makin kompetitif satu sama lain,” katanya.
Menurutnya, rumah sakit adalah faktor keempat penentu kesehatan masyarakat. Ia menjelaskan pada dasarnya kesehatan itu ditentukan dari beberapa faktor. Pertama dari keturuanan (genetika), kedua kebiasaan hidup bersih dan sehat, ketiga lingkungan.
“Keempat baru rumah sakit, ujungnya. Jadi RS adalah penampung 3 masalah (keturunan, kebiasaan hidup bersih dan sehat, lingkungan). Apabila tidak kita selesaikan, apsbila lingkungan tidak baik maka ujungnya ke RS,” katanya.
Wapres JK menambahkan pelayanan di RS saat ini dibagi 3, yakni pertama layanan medis, kedua pelayanan teknologi.
“Pelayanan teknologi makin tahun makin berkembang semuanya dengan segala macam peralatan. Karena itu RS tanpa teknologi tanpa peralatan alat kesehatan maka tidak akan bisa lagi memberikan layanan terbaik pada masyarakat,” ucapnya.
Ketiga adalah pelayanan nonmedis. Pelayanan ini terkait hospitality, mulai dari penerimaan pasien, tamu, tempat tidur, hingga makanan yang diberikan pada pasien.
“Bisa dokter dengan banyak ahli tanpa alat medis akan sulit, tapi walaupun dua2 (layanan medis dan pelayanan teknologi) nya ada tapi tanpa hospitality orang tidak akan melihatnya sebagai RS yang baik,” ucap Wapres JK.
Sebagai RS yang baru, Menkes Nila Moeloek meminta kepada pengelola RS Yarsi agar menggunakan alat kesehatan produk dalam negeri. Menkes Nila mengatakan sudah banyak item alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri.
“Kualitas alat kesehatan dalam negeri sangat baik, itu bisa membantu untuk memenuhi alat kesehatan di RS ini,” katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM