Madinah, 31 Juli 2019.
Jemaah haji Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan selama di Arab Saudi, tidak perlu khawatir. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah menyediakan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang berada di dua kota, Madinah dan Makkah.
KKHI Madinah merupakan klinik yang baru saja dibangun tahun ini dan diresmikan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, pada Mei 2019 lalu. Bangunan berlantai lima tersebut berada tidak jauh dari wilayah Masjid Nabawi atau pondokan tempat para jemaah haji Indonesia tinggal selama berada di kota Nabi tersebut.
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin, selaku Amirul Hajj, saat mendatangi KKHI Madinah bersama rombongan pada Kamis (31/7), sangat terkesan dengan fasilitas dan layanan yang diberikan di KKHI Madinah.
“Saya melihat kondisi KKHI ini lebih baik dari tahun sebelumnya, dari KKHI yang lama, alhamdulillah,” ujar Lukman Hakim Saifudin.
Fasilitas kesehatan ini dilengkapi dengan Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU), dan ruang perawatan dengan daya tampung memadai. Kelebihannya, ruang rawat inap sudah dipisahkan antara ruang rawat inap laki-laki dan perempuan. Selain itu juga tersedia ruang rawat inap psikiatri.
“KKHI Madinah dapat menampung 70 jemaah haji yang sakit,” jelas Eka Jusup Singka, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, di Jakarta.
Ruang UGD dan ICU terletak di lantai dasar, sementara ruang rawat inap ditempatkan di lantai basement. Lantai-lantai berikutnya diperuntukkan bagi ruang perkantoran, depo obat, dan tempat tinggal petugas kesehatan. Tempat tidur yang tersedia bagi petugas sebanyak 264. Sehingga total kapasitasnya mencapai 334 tempat tidur.
Sarana prasarana pendukung lainnya juga tersedia. KKHI Madinah dilengkapi dengan apotek, laboratorium, radiologi, fasilitas rujukan dan tiga ambulans yang siaga 24 jam. Tersedia pula poliklinik umum dan poliklinik gigi.
Dibandingkan dengan klinik yang lama, banyak keunggulan yang dimiliki KKHI baru. Di samping daya tampung yang lebih besar dan akses yang lebih mudah, bangunan yang baru memiliki kelebihan dalam segi pemisahan zonasi publik dan privat, alur pelayanan dan jenis pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
Aspek tata ruang dan kemudahan akses menjadi pertimbangan utama pemindahan KKHI Madinah. Dengan demikian diharapkan klinik baru ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh jemaah haji Indonesia yang membutuhkan.
“Ini menunjukkan bahwa Kemenkes benar-benar mendukung penyelenggaraan haji yang dikelola pemerintah. Tujuannya agar jemaah memperoleh pelayanan kesehatan maksimal,” tambah Eka.
KKHI Madinah memiliki 80 tenaga kesehatan dan 57 tenaga pendukung kesehatan. Jenis tenaga kesehatan mulai dari dokter umum, dokter gigi, apoteker, perawat, sanitarian, ahli gizi hingga dokter spesialis. Dokter spesialis yang bekerja di sini antara lain spesialis penyakit dalam, paru, jantung dan pembuluh darah, bedah, dan kedokteran jiwa.
Dengan kelengkapan fasilitas, sarana prasarana, layanan dan SDM yang ada dapat dikatakan klinik ini setara dengan rumah sakit tipe C di Indonesia atau seperti RSUD di tingkat kabupaten/kota.
“Jumlah petugas juga memadai rasionya dibanding jumlah jemaah. Obat dan peralatan tidak ada masalah. Mudah-mudahan sampai akhir pelaksanaan haji semua persoalan kesehatan bisa diatasi sebaik-baiknya,” kata Menteri Agama.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.