Makkah, 1 Agustus 2019.
Sebuah gedung perkantoran berdiri megah di kawasan Aziziyah Janubiyah, Makkah. Gedung berlantai 17 itu, selain sebagai kantor, fungsi utamanya adalah sebagai klinik kesehatan.
Sejak tahun 2017, Indonsia telah memiliki Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah baru. Gedung yang diadakan melalui DIPA Kementerian Kesehatan ini memiliki kapasitas yang lebih besar dan layanan yang lebih lengkap ketimbang KKHI Makkah lama.
“KKHI Makkah dapat menampung 300 lebih jemaah sakit”, terang Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, di Jakarta.
Jenis layanan kesehatan yang disediakan sangat lengkap layaknya rumah sakit di Indonesia pada umumnya. Selama di Makkah, jemaah haji Indonesia yang mengalami masalah kesehatan akan mendapatkan layanan dasar dan spesialistik yang paripurna dari KKHI Makkah.
Jenis layanan medis dasar yang tersedia antara lain layanan gawat darurat (UGD), layanan intensif (ICU), rawat jalan, rawat inap, layanan rujukan, rehabilitasi medik dan poliklinik gigi. Selain itu juga terdapat layanan penunjang seperti laboratorium, kefarmasian, layanan gizi, elektromedik hingga sanitasi. Bahkan KKHI Makkah juga memfasilitasi layanan safari wukuf, tanazul dan evakuasi bagi pasien yang masih dirawat.
Tidak hanya melakukan upaya kuratif rehabilitatif, KKHI Makkah juga menggiatkan kegiatan promotif preventif. Beberapa dokter dan dokter spesialis dilibatkan dalam penyampaian edukasi kesehatan bersama dengan Tim Promotif Preventif (TPP) ke kloter-kloter. Kegiatan prmotif preventif yang dilakukan sejak dari tanah air hingga di Arab Saudi terbukti mampu menurunkan angka kunjungan ke KKHI Makkah.
“Jumlah jamaah yang jatuh sakit dan memerlukan tindakan kuratif rehabilitatif baik di KKHI Mekah maupun RS Arab Saudi secara statistik lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya,” kata dr. Ali Setiawan, Sp.B, Direktur KKHI Makkah.
Untuk melayani jemaah haji Indonesia, KKHI didukung sumber daya manusia kesehatan yang memadai. Terdapat lebih dari 100 tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis, apoteker, perawat, sanitarian, ahli gizi, kesehatan masyarakat dan sebagainya.
Dokter spesialis yang ada terbilang komplet. Tercatat ada 9 jenis dokter ahli yang terdiri atas: 3 orang dokter spesialis penyakit dalam, 4 spesialis paru, 3 spesialis bedah, 3 spesialis jantung dan pembuluh darah, 3 spesialis syaraf, 3 spesialis kedokteran jiwa, 2 spesialis anestesi, 1 spesialis kedokteran penerbangan dan 1 spesialis rehabilitasi medik.
Seluruh aktivitas layanan medis juga didukung oleh 72 orang tenaga pendukung kesehatan yang siaga 24 jam baik di KKHI maupun di beberapa RS Arab Saudi untuk mempercepat penanganan rujukan ke RS, baik dari kloter, sektor maupun KKHI.
Tak hanya itu, upaya pembinaan, pelayanan dan perlindungan kepada jemaah haji selama di Makkah juga didukung oleh Tim Promotif Preventif sejumlah 22 orang dan Tim Gerak Cepat (TGC) Daker Makkah sebanyak 55 orang. TGC juga diperkuat dengan 11 ambulans untuk layanan kegawatdaruratan di 11 sektor di wilayah Makkah.
Dari 17 lantai, tiga lantai diantaranya digunakan untuk layanan medik langsung seperti ruang UGD, ruang ICU, ruang rawat inap, dan ruang rawat psikiatri. Sisanya diperuntukkan untuk depo farmasi, layanan penunjang medik, tempat tinggal petugas, ruang kerja, sekretariat tim, parkir kendaraan dan gudang.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.