Makkah, 28 Agustus 2019.
Kecukupan asupan gizi sangat dibutuhkan oleh jemaah haji dalam menjalankan aktivitas kesehariannya di tanah suci. Terlebih lagi bagi jemaah haji yang sedang sakit. Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2019 ini, pemerintah turut memperhatikan aspek kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh para jemaah haji yang tengah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah dan Madinah.
Selama masa operasional haji, seluruh jemaah haji di KKHI Makkah dipenuhi kebutuhan makanan dan minuman oleh Bagian Gizi KKHI. Menurut Bunaini, S.Sos, MKes, Penanggung Jawab Gizi KKHI Makkah, setiap harinya pasien mendapatkan jatah tiga kali makan (pagi, siang, malam) dan dua kali snack (pagi, sore) serta ditambah dengan susu setiap pagi.
“Tugas kami di sini menyediakan makanan bagi jemaah sakit dan petugas. Semuanya dari katering, kita hanya mengelola dan mengawasi,” kata Bunaini saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (27/8).
Bagi pasien yang datang di KKHI pada tengah malam atau dini hari, akan langsung disediakan kudapan roti dan susu. Sementara pasien yang dipulangkan dari KKHI diberikan paket konsumsi untuk bekal selama perjalanannya kembali ke kloternya.
Yang berbeda dalam penyiapan makanan bagi jemaah haji sakit ialah dalam hal pengaturan diet dan asuhan gizi. Jenis dan komposisi gizi yang terkandung di dalamnya disesuaikan dengan penyakit dan rekomendasi dari dokter. Untuk pasien-pasien tertentu dibutuhkan makanan dengan kandungan gula, garam dan lemak yang lebih rendah. Selanjutnya bagian gizi memesan secara khusus kepada pihak katering sesuai kebutuhan.
“Kami juga mengawasi diet bagi jemaah sakit, misal DM [diabetes melitus]. Dari diagnosis dokter kemudian kita koordinasi dengan pihak katering,” ujar Bunaini.
Bagian gizi tidak menyediakan makanan langsung melainkan bekerjasama dengan katering yang telah ditunjuk. Bunaini pun tidak bekerja sendiri, ia didukung oleh seorang ahli gizi dan sejumlah tenaga pendukung kesehatan. Pira Afriatin, Amd.Gizi mengatakan, penyediaan makanan bagi jemaah haji yang sakit tidak hanya fokus di KKHI Makkah saja, akan tetapi juga pada pasien yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit Arab Saudi. Menurutnya, beberapa pasien memang perlu disiapkan makanan oleh timnya karena alasan jenis penyakit dan ketersediaan yang ada di RS tersebut terkadang tidak sesuai dengan selera orang Indonesia.
“Untuk jemaah haji sakit yang di RS Arab Saudi juga kita kasih bubur dan kurma. Sesuai permintaan dari tim visitasi, berapa orang kebutuhannya. Di RS Arab Saudi, pagi disiapkan makan, tapi hanya roti. Nasi hanya siang saja, sorenya roti lagi,” tutur Pira.
Tak hanya dalam hal penyediaan dan pengawasan distribusi makanan. Bagiangizi KKHI Makkah juga terlibat memberikan edukasi tentang gizi pada pasien. Edukasi ini disampaikan secara langsung kepada pasien di ruang perawatan maupun melalui penyuluhan kesehatan di kloter-kloter bersama Tim Promotif Preventif (TPP).
Setiap harinya, ahli gizi akan mengunjungi ruang rawat inap sebanyak dua kali untuk melihat perkembangan pasien. Pada waktu-waktu tertentu, mereka juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pasien di RS Arab Saudi, bahkan menyuapi pasien yang sulit makan, sambil menyampaikan pesan kesehatan.
“Pernah ada pasien enggak mau makan kita bantu ke sana [ruang perawatan], alhamdulillah bisa makan. Kita jelaskan edukasi gizi,” ucap Bunaini.
Bagian gizi tidak hanya fokus pada urusan menu dan rasa. Selain menyusun daftar menu harian, tim gizi juga memastikan adanya sayuran dan buah-buahan setiap harinya. Khusus untuk pasien, dalam kudapannya ada kurma dan disertai air zam-zam. Di samping itu juga, mereka harus memonitor distribusi makanan agar tepat jumlah dan waktu sampai di lokasi, KKHI dan sektor. Dalam hal menjamin kualitas dan keamanan makanan yang disediakan, bagian gizi KKHI Makkah bekerjasama dengan tim sanitasi.
Kepada jemaah haji Indonesia pada umumnya, tim bagian gizi KKHI Makkah mengimbau agar mengonsumsi makanan yang telah disediakan pemerintah. Pemerintah telah menyiapkan makanan yang komposisi gizinya lengkap untuk menjaga kesehatan tubuh. Mereka juga mengingatkan para jemaah haji agar mengonsumsi makanan harus sesuai batas waktu makan yang tertera pada kotak makanan. Karena terkadang jemaah haji sibuk beribadah sehingga terlambat makan, di luar waktu yang ditentukan. Makanan yang telah melewati waktu tenggat makannya agar tidak dikonsumsi lagi, agar terhindar dari keracunan makanan. Jemaah dianjurkan pula untuk memperbanyak makan buah-buahan dan sering minum, tetapi dengan air yang tidak dingin.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.