Palangkaraya, 20 September 2019
Berdasarkan data dari BPBD Provinsi Kalimantan Tengah, Kotawaringin menjadi wilayah terbanyak titik api dengan jumlah 32 titik. Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Kalteng, Suyuti Syamsul.
“Relatif terkena dampak ada 8 kabupaten dari 14, yang paling parah di Sampit, Palangkaraya dan Pulang Pisau, 3 itu yang terparah,” ujarnya.
Sejak status tanggap darurat diberlakukan, Pemda Kotawaringin Timur langsung melakukan koordinasi dengan tim kesehatan untuk menyiagakan 21 Puskesmas, semuanya sudah sudah dilengkapi Tim ERC (Emergency Medical Clinic) dan ruang oksigen, bisa digunakan 24 jam tanpa dipungut biaya.
Fasilitas kesehatan tersebut diharapakan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, jika warga mengalami sesak napas maupun gangguan pernapasan lainnya bisa langsung mendatangi puskesmas terdekat, tenaga kesehatan akan selalu siaga untuk memberikan pelayanan bagi warga.
Salah satu Puskesmas yang menyediakan ruang oksigen adalah Puskesmas Baamang II. Untuk mengantisipasi lonjakan pasien akibat karhutla, pihak Puskesmas menyiagakan 10 tenaga kesehatan, mereka bekerja dengan sistem shift.
Selain melalui pelayanan kesehatan, Puskesmas juga melakukan upaya pencegahan dengan sosialisasi ke sekolah, Posyandu,serta masyarakat secara langsung, pembagian masker, serta pemberian makanan tambahan.
“Kami juga melakukan pembagian masker, kami sering promosi kesehatan di sekolah, langsung ke rumah-rumah warga, posyandu balita dan lansia,” ujar Kepala Puskesmas Baamang II, Desliana.
Tanggungjawab Bersama
Bencana kabut asap yang ada di Kotawaringin Timur sudah terjadi lebih dari 3 bulan. Pemda terus bergerak menjalin kolaborasi dengan seluruh pihak, pasalnya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sehingga dibutuhkan dukungan dari lintas sektor.
“Semua lini, semua SKPD, semua camat bahkan perusahaan-perusahaan berdasarkan instruksi Bupati, kami libatkan untuk tangani bencana disini,” kata Sekretaria Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi.
Umar menambahkan bahwa bencana kabut asap ini adalah masalah bersama, sehingga tanggungjawabnya pun bersama. Karenanya semua lini harus ikut andil untuk mengatasi persoalan karhutla.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM