New York, 24 September 2019
Indonesia telah siap mejadi Ketua Foreign Policy and Global Health (FPGH) pada tahun 2020. Demikian ditegaskan oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, dalam kesempatan Breakfast Meeting FPGH di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 24 September 2019.
Menkes RI, atas nama Menlu RI, menyampaikan bahwa Indonesia telah menyiapkan serangkaian program pertemuan pada tahun 2020 yang akan melibatkan para Menteri Luar Negeri dan Menteri Kesehatan serta pemangku kepentingan lainnya.
“Selama menjadi Ketua FPGH, Indonesia akan mengusung tema “affordable health care for all” dan membangun FPGH yang lebih inklusif dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, akademisi, think-tank dan organisasi non-pemerintah”, jelas Menkes RI.
Selama keketuaan Indonesia pada tahun 2020, Indonesia akan menyelenggarakan program rutin pertemuan berupa: Breakfast Meeting para Menteri Luar Negeri FPGH di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB bulan September 2020; Breakfast Meeting para Menteri Kesehatan FPGH di sela-sela Sidang World Health Assembly di Jenewa pada bulan Mei 2020; dan pertemuan para Experts FPGH di Jenewa dan New York untuk membahas isu-isu penting global health. Selain itu, Indonesia juga akan menyelenggarakan pula Retreat FPGH di Bali yang diharapkan dapat dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri dan Menteri Kesehatan FPGH, serta partisipasi kementerian/lembaga pemeritah terkait, sektor swasta, akademisi, think-tank dan organisasi non-pemerintah. Indonesia juga akan terus mengusung resolusi tahunan Majelis Umum PBB mengenai Global Health and Foreign Policy.
Breakfast Meeting FPGH di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York kali ini membahas tema mengenai pembangunan kesehatan yang inklusif. Negara-negara FPGH dalam paparan masing-masing sepakat untuk menerapkan kebijakan pembangunan yang inklusif, lebih terintegrasi, people-centered, dan sensitive gender dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Hal tersebut diperlukan untuk memperkuat sistem kesehatan nasional dan menjamin tercapainya SDGs 2030.
Menkes RI yang didampingi Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemlu dan Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kemkes, memaparkan keberhasilan pembangunan Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga yang melibatkan semua pemangku kepentingan secara inklusif. Menkes RI mencontohkan capaian Cakupan Kesehatan Semesta yang saat ini telah mencakup 83,5% dari seluruh rakyat Indonesia dengan lebih dari 25 ribu layanan kesehatan di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpecil, perbatasan dan kepulauan dengan melibatkan sektor swasta dan masyarakat.
Di akhir pertemuan, FPGH menyepakati Ministerial Communique yang pada pokoknya memuat antara lain komitmen negara-negara FPGH untuk meningkatkan kebijakan pembangunan kesehatan yang inklusif, pencapaian UHC dan target SDGs pada 2030, peningkatan kerja sama dalam mengatasi isu-isu kesehatan global pada berbagai forum multilateral seperti pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan tidak menular, termasuk HIV/AIDS, Tuberculosis, Malaria dan kesehatan jiwa.
FPGH adalah forum yang diluncurkan oleh 7 Menteri Luar Negeri Indonesia, Thailand, Brasil, Perancis, Norwegia, Afrika Selatan dan Senegal pada kesempatan Sidang Majelis Umum PBB pada tahun 2006 di New York. Pada pertemuan Menteri Luar Negeri FPGH bulan Maret 2007 di Oslo, Norwegia, telah disepakati Oslo Ministerial Declaration yang antara lain menegaskan tujuan FPGH untuk membangun sinergi antara kebijakan politik luar negeri dengan kesehatan global pada berbagai forum bilateral, regional dan multilateral.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM