Jakarta, 27 September 2019
Dalam acara Evaluasi Nasional Penyelenggaraan Haji tahun 2019/1440 H (27/09), Menkes Nila Moeloek mengusulkan agar proses penyuluhan kesehatan bagi jamaah haji melibatkan ustadz atau kyai.
“Barangkali Pak Menag, saya usul mungkin para ustadz atau para kyai yang menjelaskan mengapa kita harus sehat saat ibadah haji, materinya bisa dari Kementerian Kesehatan,” kata Menkes.
Melalui cara tersebut Menkes berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan saat ibadah haji. Selain itu, Menkes juga mendorong agar KBIH mengerti tentang kesehatan, sehingga jamaah haji sudah diberikan bimbingsn seputar kesehatan sejak di Tanah Air.
Pasalnya, tahun 2019 jamaah haji yang wafat, 81% memiliki status kesehatan dengan resiko tinggi. Penyebab terbanyak kardiovaskuler, disusul respiratory. Usia jamaah haji wafat diatas 70 tahun, hal ini erat kaitannya dengan penambahan kuota 10 ribu orang yang memriotaskan usia diatas 70 tahun.
Kendati meningkat, namun Menkes berpesan agar jangan hanya dilihat dari sisi jumlah jamaah yang wafat, namun harus mengingat betapa beratnya proses ibadah haji dari sisi kesehatan. Karenanya kesehatan fisik harus dijaga dengan baik.
“Lebih tinggi sih jumlah yang meninggal, namun harus diketahui betapa beratnya ibadah haji dari sisi kesehatan, artinya fisiknya harus dijaga sebaik-baiknya,” imbuh Menkes
Berbagai upaya telah dilakukan Kementerian Kesehatan untuk menekan jumlah jamaah haji yang wafat diantaranya TGC dan TKR telah memberikan pelayanan, perlindungan, pengobatan, dan penanganan kegawatdaruratan, TPP terus lakukan penyuluhan kesehatan di Indonesia & Arab Saudi, TPIH telah melakukan pemulangan awal (tamazul) 241 jamaah, 110 orang usia lebih dari 70 tahun
Selain upaya promotif preventif, Menkes berharap agar penyelenggara haji terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi lintas sektor seperti MUI, KBIH maupun Pemerintah Arab Saudi, penguatan PPIH dan KKHI dengan melakukan rekrutmen lebih awal dan melakukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, kemudian yang terakhir memelihara sarana dan prasarana kesehatan di Arab Saudi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM