Jakarta, 28 September 2019.
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menyebutkan penyelenggaraan ibadah haji khususnya di bidang kesehatan akan semakin menantang setiap tahunnya. Hal ini menjadi konsekuensi dari makin bertambahnya jumlah jemaah haji berusia lanjut dan berisiko tinggi. Situasi ini disebabkan semakin lamanya masa tunggu para calon jemaah haji, yang mana saat ini di beberapa daerah sudah mencapai lebih dari 20 tahun.
Selain faktor usia, Lukman juga menyoroti faktor kelelahan yang dialami oleh jemaah haji bahkan sejak dari tanah air. Prosesi pemberangkatan di daerah dan durasi waktu penerbangan yang bisa mencapai belasan jam dari kota asal jemaah ke embarkasi sampai ke Arab Saudi menjadi pemicunya. Ini membuat mayoritas jemaah berangkat dalam kondisi tidak bugar. Ditambah lagi rangkaian ibadah haji yang menguras energi jemaah, terutama para lansia.
“Dari aktivitas itu menjadi kurang istirahat. Belum lagi menempuh perjalanan antar pulau untuk sampai ke embarkasi. Perjalanan 9 jam ke Arab Saudi. Di Saudi juga aktivitasnya luar biasa,” ucap Menag.
Menag Lukman mengungkapkan tantangan tersebut di hadapan Menteri Kesehatan dan seluruh peserta pertemuan evaluasi nasional penyelenggaraan kesehatan haji yang digelar Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan pada 26-28 September di Jakarta. Di samping mengingatkan tentang gambaran pelaksanaan haji di tahun mendatang, pada pertemuan tersebut Menag terlebih dulu membuka sambutannya dengan mengucapkan tiga kali kalimat syukur.
Syukur pertama, Menag bersyukur bisa menghadiri acara evaluasi nasional tersebut yang dinilainya bersifat sangat strategis. Evaluasi merupakan satu tahapan penting dari sekian banyak tahapan pelaksanaan program atau kegiatan pemerintah, dalam hal ini penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2019. Dengan evaluasi, pelaksanaan kesehatan haji di masa mendatang bisa senantiasa ditingkatkan dengan melihat sisi positif dan negatifnya.
“Apalagi haji adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun, karena kita bisa mendapat
feedback dari apa yang sudah kita lakukan,” kata Lukman.
Syukur kedua, penyelenggaraan evaluasi nasional ini dilakukan lebih dulu dari evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama. Menurut Lukman, ini menunjukkan komitmen dedikasi yang luar biasa dari jajaran kesehatan. Sehingga nanti ketika Kemenag mengadakan evaluasi nasional bersama, bisa mendapatkan masukan dan menghasilkan rekomendasi yang lebih komprehensif.
Pengakuan dari pihak Arab Saudi berupa empat penghargaan kesehatan haji menjadi hal ketiga yang disyukuri oleh Menteri Agama. Sejak tahun 2016, upaya kesehatan haji telah mendapat apresiasi dari Kerajaan Arab Saudi. Jika saat itu hanya memperoleh satu penghargaan, maka di tahun selanjutnya terus bertambah. Tahun 2017 mendapat dua penghargaan, 2018 tiga penghargaan, dan tahun ini menjadi empat.
“Tentu kita semua merasa selain bersyukur, tentu berbesar hati. Ini menjadi modal besar untuk menatap masa depan untuk menjaga capaian yang dinilai baik oleh pihak luar,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Lukman tidak lupa memberikan apresiasinya kepada seluruh petugas kesehatan haji atas dedikasinya yang sangat menginspirasi petugas haji lainnya. Pada aspek pembinaan jemaah haji, Menag mendukung penerapan strategi dakwah kesehatan haji yang mulai dilaksanakan tahun ini. Ia pun berharap agar tahun depan penyelenggaraan kesehatan haji semakin membaik.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.