Jakarta, 30 September 2019
Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam jumpa pers terkait keamanan tenaga kesehatan di Papua menyusul meninggalnya satu tenaga kesehatan dr. Soeko Marsetyo pada 23 September 2019 lalu, mengatakan bahwa dampak kerusuhan di Wamena juga terjadi di beberapa daerah di Papua. Hal ini berpengaruh juga pada tenaga kesehatan di beberapa wilayah tertentu.
“Memang tidak hanya di Wamena ada juga di Ilaga dan Tolikara, dikatakan staff dari Menkopolhukam bahwa tenaga kesehatan kurang di daerah yang jauh dari Wamena,” kata Menkes.
Melihat hal ini, Kementerian Kesehatan bergerak cepat dengan membentuk Tenaga Kesehatan Gabungan bersama TNI dan Polri, agar memperluas cakupan layanan kesehatan di wilayah Pegunungan Tengah Papua.
“Karenanya kami membuat Tim Tenaga Kesehatan Gabungan dari TNI, Polri maupun kami dari sipil untuk bersinergi membantu daerah-daerah yang membutuhkan layanan kesehatan di luar Kota Wamena,” tegas Menkes Nila.
Menkes Nila menambahkan bahwa aksi kerusuhan telah menimbulkan perasaan tidak aman dan nyaman, sehingga ada perasaan untuk meninggalkan Wamena. Karenanya, dibentuknya Tenaga Kesehatan Gabungan sekaligus untuk mem back-up 31 tenaga kesehatan yang memutuskan tetap bertahan di Wamena.
Sebanyak 30 dokter gelombang pertama Tenaga Kesehatan Gabungan sudah diterbangkan ke Wamena. Mereka terdiri dari dokter, dokter spesialis dan perawat dengan masa tugas selama 2 minggu. Nantinya, mereka akan dirotasi setiap 2 minggu hingga suasana kembali kondusif.
Sebelumnya, Tenaga Kesehatan Gabungan telah menyiagakan KRI dr. Soeharso di Jayapura dengan 66 tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter spesialis serta perawat. Jika sewaktu-waktu dibutuhan suatu tindakan, kapal tersebut siap digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Hingga 30 September 2019, berdasarkan informasi dari Tim Kesehatan Papua rincian korban kerusuhan Wamena diantaranya 14 orang masih dalam perawatan, 22 pasien dirujuk ke Jayapura, 62 orang sudah dipulangkan. Adapun jumlah korban jiwa akibat kerusuhan adalah 33 orang, terdiri dari 5 orang meninggal di rumah sakit, 26 orang meninggal pra rumah sakit, serta 2 orang yang meninggal karena sakit.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM