Jakarta, 24 Oktober 2019
Malam ini, Kamis (24/10) telah dilakukan acara pisah sambut sekaligus serah terima jabatan menteri kesehatan dari Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M(K) kepada Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI di gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, dr. Nila Moeloek yang telah mengakhiri masa jabatannya sebagai menteri kesehatan meminta dr. Terawan yang merupakan Menteri Kesehatan baru, untuk menyempurnakan pembangunan kesehatan di Indonesia.
“Pak Menteri, masih banyak penyempurnaan langkah (pembangunan kesehatan) yang harus disempurnakan lagi. Tolong lanjutkan estafet pembangunan kesehatan ini menuju SDM unggul,” kata dr. Nila.
Dalam lima tahun, Kementerian Kesehatan saat dipimpin oleh dr. Nila telah mendapatkan banyak pencapaian, namun sarat akan tantangan. Program Nusantara Sehat (NS) misalnya, meskipun terjadi pemerataan tenaga kesehatan di Puskesmas, mereka menghadapai berbagai tantangan mulai dari sulitnya medan, keterbatasan fasilitas, dan pengaruh cuaca.
Hingga saat ini Kemenkes telah mengirimkan 10.530 peserta NS individu di 30 provinsi.
“Keberadaan NS memberikan banyak sekali bantuan kesehatan yang dibuktikan dari analisa data Litbangkes dimana daerah yang diintervensi NS ada perubahan perilaku mengarah ke pola hidup sehat,” kata Nila.
Selain itu, melaui program pendayagunaan dokter spesialis, Kemenkes mengirimkan dokter spesialis ke daerah. Nila menegaskan bahwa pemerataan tenaga kesehatan ini harus menjadi pemikiran kita bersama dan tidak mudah.
Jumlah lulusan kedokteran saat ini hampir 15 ribu dari 86 fakultas kedokteran. Dengan jumlah tersebut sebenarnya pemerataan tenaga dokter bisa dicapai. Nila berharap lulusan kedokteran mau bertugas di daerah.
Pemerataan tenaga kesehatan harus diimbangi dengan pemerataan fasilitas layanan kesehatan. Kemenkes telah membangun 629 Puskesmas baru dan 62 rumah sakit prtama.
Melalui pembangunan Puskesmas itu, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) dapat dilakukan dengan baik. Pendataan kondisi kesehatan masyarakat bisa lebih menyasar masyarakat yang lebih luas.
“PISPK telah dievaluasi, ternyata di berberapa kabupaten/kota yang pendataannya lebih dari 50 persen telah terjadi peningkatan masyarakat yang sehat dan masyarakat sakit menurun,” ucap Nila.
Capaian lainnya adalah penurunan stunting. Nila mengatakan persoalan stunting harus dilakukan dengan kerja holistik. Ujungnya adalah bagaimana mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih sehat.
Hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSBGI) tahun 2019, menunjukan telah terjadi penurunan prevalensi stunting dari 30,8% tahun 2018 (Riskesdas 2018) menjadi 27,67% tahun 2019.
“Jika ini dapat diatasi, harus turun sampai 19 persen di 2024. Kita harus melihat siklus kehidupan karena itu kita harus bekerja keras,” katanya.
Dr. Nila menambahkan banyak pencapaian lainnya yang telah diraih Kemenkes, di samping itu pula banyak celah-celah yang harus disempurnakan. Ia berharap di bawah kepemimpinan dr. Terawan celah-celah tersebut bisa diperbaiki.
Serah terima jabatan dilakukan secara simbolis dengan menyerahkan buku memori jabatan dari dr. Nila kepada dr. Terawan. Ini merupakan penyerahan tugas dan jabatan untuk dilanjutkan dr. Terawan sebagai menteri kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM