Jakarta, 6 November 2019
Sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo di bidang kesehatan yaitu pengendalian JKN, Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk mengatasi terjadinya defisit anggaran.
Salah satunya melakukan inovasi dengan mengaktifkan unicorn yang mengedepankan sisi sosial layanan kesehatan sekaligus menghilangkan dinding pembatas tempat praktik bagi tenaga kesehatan.
“Saya mungkin akan membuat terobosan dengan mengaktifkan unicorn dari sisi sosial, sesuai amanah Komisi IX, di mana menyarankan ke saya untuk melepaskan sekat-sekat tempat praktik,” kata Menkes.
Menkes menambahkan bahwa unicorn tersebut, nantinya tidak hanya economic oriented melainkan harus mengedepankan sisi sosial.
“Saya akan komunikasikan apakah unicorn bisa melakukan seperti itu, jadi jangan hanya sisi bisnisnya yang diungkap namun juga sisi sosialnya,” kata Menkes.
Upaya mengaktifkan unicorn membawa harapan untuk bisa membantu masyarakat luas tanpa terhambat keterbatasan tempat, jarak serta ekonomi. Hilangnya sekat-sekat ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat di Daerah Tertinggal, Pedalaman dan Kepulauan.
Terlebih dengan hadirnya tol langit, Menkes berharap semakin memudahkan masyarakat di daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK) untuk terhubung dengan jaringan internet, sehingga bisa menggunakan aplikasi kesehatan tersebut. Menkes pun siap jika inovasi tersebut menjadi yang pertama di dunia.
“Pro kontra akan terjadi tapi buat saya itu biasa. Kalau di dunia belum ada kita akan jadi leadernya, tidak masalah lah. Dan itu sekat dinding tempat praktik akan hilang,” jelas Menkes.
Untuk mewujudkan hal ini, Menkes pun menegaskan bahwa pihaknya akan menyiapkan peraturannya.
“Dan itu semua memang harus dipayungi hukum dengan term of condition yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan maka akan terwadahilah dokter-dokter di perbatasan dan mewajibkan yang ikut harus sudah punya STR,” tegas Menkes.
Kementerian Kesehatan sendiri sudah memiliki layanan kesehatan berbasis aplikasi yaitu Sehatpedia. Sehatpedia hadir untuk melayani masyarakat dengan memberikan informasi kesehatan yang akurat dan kredibel. Hingga kini, Sehatpedia telah digunakan sebanyak 58.000 pengguna dan 638 dokter.
“Saya sudah janjikan yang milik Kemenkes yaitu Sehatpedia, itu bisa saya sambungkan dengan para unicorn. Sehatpedia ini memang selama ini sudah terjadi, dan tidak ada pungutan biaya sama sekali. Buktinya ada 638 dokter yang mampu memberikan informasi tanpa dipungut biaya. Artinya sisi luhurnya masih ada, inilah yang ingin saya dorong bahwa segala sesuatu tidak dapat dikalkulasi dengan materi saja,” tuturnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM