Jakarta, 25 November 2019
Guna mendorong iklim kemudahan berusaha untuk meningkatkan investasi obat dan alat kesehatan menuju kemandirian bangsa, Kementerian Kesehatan gelar pertemuan dengan para pelaku industri farmasi dan alat kesehatan (Farmalkes) di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (25/11).
Turut hadir dalam pertemuan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sekretaris Jendral Oscar Primadi, Direktur Jendral Farmasi dan Alat Kesehatan Engko Sosialine Magdalene, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Siswanto serta 300 orang perwakilan dari industri obat, industri alat kesehatan, industri obat tradisional, industri ekstrak bahan baku alam, dan asosiasi farmalkes.
Industri farmasi dan alat kesehatan mendapat perhatian Presiden Jokowi. Hal ini disebabkan karena di Indonesia harga obat terbilang tinggi serta bahan bakunya sebagian besar masih berbasis impor. Hal yang sama juga ditemukan dalam penggunaan alat kesehatan di fasilitas kesehatan di Indonesia.
Menurut Menkes, kunci untuk mengurai persoalan tersebut adalah proses perizinan yang mudah dan cepat, bahkan kalau bisa hitungan hari.
“Kuncinya adalah diperizinannya, bukan masalah yang lain-lain. Asal izinnya tidak berlarut-larut, kalau bisa sehari selesai disitulah kuncinya,” kata Menkes.
Menkes Terawan menambahkan bahwa, pemerintah telah mengidentifikasi langkah-langkah percepatan yang dilakukan untuk mengendalikan harga obat dan alat kesehatan, salah satunya mendorong investasi serta meningkatkan pemanfaatan alkes sebesar 30% di fasilitas kesehatan pemerintah.
“Kemenkes mendorong investasi industri farmasi melalui upaya-upaya deregulasi peraturan yang menghambat dan usulan insentif perpajakan serta percepatan izin edar farmalkes tanpa mengesampingkan mutu keamanan dan manfaat,” kata Menkes Terawan.
Menurutnya, melalui deregulasi diharapkan lebih efisien dan evektif sehingga bisa memangkas proses perizinan maupun non perizinan industri farmasi dan alat kesehatan, sehingga waktu tempuhnya jauh lebih cepat dan mudah, sehingga proses investasi bisa ditingkatkan. Kalau ini bisa dilakukan, ia percaya harga obat lebih murah.
“Saya ingin iklim investasi lebih simpel, lebih mudah, biar bisa bersaing dipasar. Dengan bersaing dipasar maka pasarlah yang menentukan harga, tidak boleh ada monopoli, dengan adanya persaingan yang sehat, saya yakin harga-harganya turun,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Menkes ingin momentum pertemuan tersebut sebagai ajang terjalinnya sinergi yang baik antara pemerintah dengan industri farmasi dan alat kesehatan menuju kemandirian bangsa.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.