Jakarta, 26 November 2019
Menteri Kesehatan RI Letjen (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad(K) RI mengatakan masalah kesehatan di Indonesia cukup kompleks. Namun demikian ia menganggap masalah tersebut sebagai peluang untuk segera diperbaiki.
“Saya melihat banyak peluang, saya gak pernah melihat masalah. Ini tantangan yang harus bisa saya selesaikan. Kalau melihat masalah nanti nglokro (ngeri), kalau melihat masalah itu peluang maka ada tantangan yang harus diselesaikan,” kata Menkes, Selasa (26/11) di gedung Kemenkes, Jakarta.
Ia mencontohkan, misalnya terkait permasalah BPJS Kesehatan. Baginya masalah tersebut sebagai peluang untuk diselesaikan dengan cepat.
“Kalau ini saya selesaikan dengan baik otomatis pelayanan kesehatan akan meningkat. Kalau semua dikerjakan secara sustainable maka semua akan nyaman,” ucapnya.
Selain itu, terkait stunting masih banyak daerah yang angka kasusnya masih tinggi. Hal itu menjadi kesempatan baginya untuk mengecek daerah tersebut apa kekurangannya. Ia menyebut beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain karena masalah ketersediaan bahan makan, kemampuan ekonomi, atau edukasi yang kurang kepada masyarakat.
Tak hanya soal itu, Menkes Terawan menanggapi masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular. Ia menjelaskan penyakit menular merupakan ancaman, bisa emerging atau reemerging disease. Penanganannya tetap mengacu pada Inpres nomor 4 tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.
“Kita lihat konteksnya, karena itu kita harus mengacu pada Inpres nomor 4 tahun 2019 mengenai ketahanan kesehatan nasional yang diterjemahkan dalam bentuk bagaimana mendeteksi, melakukan penanganan, surveilans. Semua ada di situ (Inpres nomor 4 tahun 2019),” katanya.
Sebagai contoh apabila penyakit menular masih menginfeksi binatang maka leading sektornya ada di Kementerian Pertanian. Kecuali jika penyakit menular sudah menginfeksi manusia maka leading sektornya ada di Kementerian kesehatan.
Berbeda untuk penyakit tidak menular (PTM). Masalah PTM selain karena gaya hidup juga diakibatkan masalah yang menyangkut pengetahuan. Di situlah, tambah Menkes Terawan, PTM yang paling utama adalah melakukan promtif dan preventif, bagaimana melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan PTM.
“Yang paling utama justru edukasinya, karena itu edukasi preventif dan promotif bisa dilakukan mulai dari Puskesmas,” katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM