Jakarta, 17 Februari 2020
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui websitenya pada 16 Februari 2020 merilis jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi laboratorium secara global mencapai 51.857. Sementara di Cina, jumlah kematian mencapai 1.666 jiwa dan 3 kematian di luar Cina.
Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Ahmad Yurianto menganggap 3 kematian di luar Cina merupakan langkah efektif yang dilakukan WHO dalam melakukan restricted area.
“Di luar Cina itu kasus kematian ada 3, artinya bahwa upaya dari WHO untuk melakukan restricted area di Cina terutama di episentrum di provinsi Hubei ini ternyata sangat efektif dalam kaitan dengan pengendalian penyebaran penyakit ini (Covid-19),” katanya di ruang pers gedung Kemenkes, Senin (17/2).
Dari ramainya kasus Covid-19 ini ada fakta baru yang didapat yakni penurunan tren angka kesakitan di Cina. Dr. Yuri, sapaan dr. Ahmad Yurianto mengungkapkan setelah dipelajari angka kesakitan di Cina sejak tanggal 5 Februari 2020 ada kecenderungan turun.
“Setelah kami data betul, kami pelajari betul ada kecenderungan turun, ternyata (tren kesakitan) menurun. Angka (kesakitan) di Cina turun tapi di luar Cina naik. Ini angka sakit nya bukan angka kematian,” katanya.
Situasi di Indonesia
Hingga kemarin (16/2) pukul 18.00 WIB, Kemenkes sudah menerima dan menyelesaikan pemeriksaan 104 spesimen dari pasien dalam pengawasan, hasilnya negatif semua. Spesimen dari pasien dalam pengawasan tersebut berasal dari kiriman 39 rumah sakit di 19 provinsi, yakni DKI, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi, Papua Barat, NTB, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
“Kalau kita lihat sebarannya ini memang sudah predictable karena yang memiliki penerbangan direct dan jadi destinasi wisata para wisatawan dari Tiongkok adalah DKI yang paling banyak, kemudian Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Jambi, Papua Barat, NTB, Bengkulu, Kalbar, Kalteng, Sultra, Maluku masing-masing satu spesimen dari pasien dalam pengawasan,” katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM