Brebes, 24 Juli 2020
Usai kunjungan kerja di Semarang, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beserta rombongan melanjutkan perjalanannya ke RSUD Brebes. Agenda tersebut bertujuan untuk melihat dan mengetahui secara langsung permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Brebes.
“Kami kesini bukan hanya untuk pelayanan kesehatan, tetapi bagaimana kasus-kasus yang lain termasuk stunting, penyakit infeksi dan TB, bersama-sama akan kami selesaikan karena ini program nasional,” kata Menkes.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Brebes Idza Priyanti mengungkapkan persoalan kesehatan di wilayahnya cukup kompleks, saat ini ia dan jajarannya selain fokus pada pengendalian COVID-19 juga bertekad untuk menurunkan angka stunting, eliminasi TB dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) serta meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Pihaknya berharap, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dapat membantu menanggulangi persoalan tersebut.
“Kami akan mendorong pelayanan kesehatan terutama anak-anak kita, tentunya kesehatan ini nomor satu. Mohon sekali lagi dukungan dan bantuannya, dengan usaha yang sangat maksimal kami ingin Indonesia yang maju dan sejahtera,” kata Idza.
Merespon hal tersebut, Menkes akan bergerak cepat dengan menyusun langkah-langkah strategis agar upaya penanggulangan masalah kesehatan Kabupaten Brebes segera teratasi. Ia mengatakan akan memulainya dari hilir yakni fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan, sehingga mereka bisa mendapatkan bantuan medis sesuai yang dibutuhkan.
“Nanti coba kita tindak lanjuti, dimulai dari fasilitas RS. Karena kunci UHC itu adalah akses pada pelayanan kesehatan, jadi semua masyarakat bisa mendapatkan aksesnya,” ujar Menkes.
Untuk persoalan TB yang tinggi di wilayah tersebut, Menkes menilai persoalan utamanya ada pada kedisiplinan masyarakat untuk minum obat hingga sembuh. Seperti yang kita tahu, pengobatan TB membutuhkan konsistensi dan komitmen yang kuat dari penyandangnya. Pasien yang tidak disiplin pengobatan, akan menjadi Resisten Obat (RO).
“Kita akan coba petakan kalau didaerah Brebes ini, apakah ada tempat untuk menampung pasien TB selama 6 bulan, selama 3 bulan pertama bisa diawasi minum obatnya, kalau tidak, ya ngak bisa turun-turun ini. Disiplin minum obat, tapi harus ada tempatnya. Sedangkan tempatnya tidak harus di RS, karena dia keluhannya ringan. Nanti coba kita apakah milik Kemenkes, Kemensos atau Kemenag,”
Lebih lanjut, untuk persoalan stunting, pihaknya bersiap menurunkan tim baik dari PKK maupun Dinas Kesehatan untuk melakukan pemetaan masalah dengan peninjauan langsung ke desa-desa. Upaya ini, imbuhnya, agar program yang dicanangkan pemerintah sesuai dengan basis budaya masyarakat setempat.
“Kami akan melayani apa yang bisa kami berikan sesuai norma yang ada, kami bisa atur untuk apa yang harus kita kerjakan di daerah, kalau disini juaranya stunting, ya stuntingnya bisa kita turunkan, karena itu program prioritas nasional dari bidang kesehatan,” imbuhnya
Menkes menuturkan, kunci untuk mengurai persoalan tersebut adalah komunikasi dan sinergitas yang kuat antar pemerintah dan seluruh komponen masyarakat. Dengan semangat saling terhubung, pihaknya meyakini kompleksnya masalah kesehatan di Kabupaten Brebes bisa segera diatasi.
“Kamunikasi kalau lancar itu enak, rasionalitasnya akan bertemu. Saya kira itu tujuan saya kesini , untuk mencocokan program yang dibutuhkan. Sehingga permasalahan kesehatan ini, bisa kita kerjakan bersama-sama,” kata Menkes.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM