Jakarta, 27 Juli 2020
Indonesia sebagai Ketua Kerja Sama Kesehatan ASEAN menyelenggarakan pertemuan tingkat Pejabat Tinggi Kesehatan ASEAN melalui video conference selama dua hari pada tanggal 22-23 Juli 2020. Tujuan pertemuan untuk memetakan dan mensinergikan sejumlah inisitatif baru dari badan sektoral kesehatan dan juga non-kesehatan yang perlu ditindaklanjuti oleh badan sektoral kesehatan ASEAN sebagai upaya konkrit penanganan COVID-19 di Kawasan ASEAN.
Pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan itu dihadiri oleh lebih dari 100 orang delegasi dari 10 Negara Anggota ASEAN dan Sekretariat ASEAN.
Dalam sambutan pembukaannya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi menyampaikan penghargaan kepada Senior Official Meeting on Health Development (SOMHD) yang telah menjadi garda terdepan fungsi koordinasi dan pelaksana penanganan COVID-19, baik di negara masing-masing maupun di kawasan.
Sejak munculnya pandemi COVID-19 pada awal Januari 2020, sektor kesehatan ASEAN telah melakukan respons cepat dan mengaktifkan berbagai mekanisme untuk memahami karakteristik COVID-19, bertukar informasi mengenai upaya yang dilakukan di masing-masing negara dan juga di negara mitra ASEAN, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Italia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, serta saling mendukung satu sama lain dalam hal moral maupun keahlian.
Setidaknya terdapat dua puluh tujuh mekanisme ASEAN yang sudah ada dan yang baru dikembangkan dalam penanganan COVID-19 yang dibahas dalam dua hari pertemuan. Hari pertama pertemuan membahas tentang kemajuan dari upaya yang telah dilakukan sektor kesehatan ASEAN, di antaranya dengan berbagi informasi dan pengalaman penanganan COVID-19, termasuk dengan mitra wicara ASEAN melalui platform webinar ASEAN Emergency Operations Centre (EOC) Network; saling menginformasikan secara real time melalui pesan singkat terkait perjalanan lintas batas negara suspek/pasien konfirmasi; pelaporan berkala Risk Assessment for International Dissemination of COVID-19 ASEAN Region melalui ASEAN BioDiaspora Virtual Centre; upaya komunikasi resiko melalui ASEAN Risk Assessment and Risk Communication Centre; dan dukungan penguatan kapasitas laboratorium.
Pada hari kedua, pertemuan membahas tentang strategi implementasi dari sejumlah inisiatif baru. Beberapa inisiatif yang dibahas di antaranya adalah usulan Indonesia, yaitu pembentukan ASEAN Plus Three Pharmaceutical Industries Network, pengembangan protokol kesehatan ASEAN dalam menghadapi era New Normal, pengembangan cross-border contact tracing and rapid outbreak investigation protocol, dan pembentukan ASEAN Plus Three Task Force on Pandemic.
Sedangkan inisiatif baru yang telah disepakati dan dalam masa persiapan pengembangan, antara lain platform informasi untuk publik, ASEAN Portal for Public Health Emergency, pembentukan ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases, penyusunan ASEAN Public Health Emergency Coordination System (APHECS) yang bersifat multi-sectoral, pengembangan ASEAN Comprehensive Recovery Framework untuk menyiapkan pemulihan kondisi keamanan dan social-ekonomi kawasan akibat dampak pandemi, pembentukan ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies (RRMS) dan COVID-19 ASEAN Response Fund untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan esensial dan dana dalam situasi darurat, serta penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) for Public Health Emergencies untuk tersedianya prosedur yang seragam dan terstandar dalam penanganan situasi darurat kesehatan.
Lebih lanjut, pertemuan mencatat perkembangan pembahasan ASEAN mengenai wacana membuka lalu lintas pelaku perjalanan lintas negara di kawasan untuk mendukung pemulihan sektor ekonomi ASEAN. Peran kesehatan dalam hal ini adalah menyiapkan protokol kesehatan yang berisi panduan upaya pencegahan penularan lintas batas negara bagi masyarakat umum dan bagi sektor pelayanan publik. Pertemuan juga mengapresiasi kerja keras sektor kesehatan ASEAN dalam penanganan sebelum, saat dan sesudah pandemi COVID-19, serta perlunya kesiapsiagaan untuk menghadapi kedaruratan kesehatan di masa mendatang. Demikian juga peran signifikan sektor kesehatan terhadap sektor terkait lainya untuk pemulihan perdagangan, pariwisata, dan ekonomi.
Pertemuan ini merupakan salah satu dari banyak kegiatan yang diinisiasi oleh Indonesia dalam kerangka kerja sama kesehatan ASEAN terkait penanganan COVID-19. Penyelenggaraan pertemuan ini menegaskan kembali peran utama Indonesia sebagai ketua kerja sama kesehatan ASEAN, khususnya dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 di kawasan.
Sekjen Oscar Primadi mengatakan peran besar ini tentunya tidak lepas dari sikap saling mendukung dan semangat solidaritas dari para Pejabat Senior Kesehatan Negara-negara Anggota ASEAN.
“Saya yakin pengalaman menghadapi pandemi ini akan membawa ASEAN ke arah keamanan kesehatan masyarakat yang lebih komprehensif dan terintegrasi untuk secara kolektif memperkuat sistem penanganan pandemi saat ini dan di masa yang akan datang seperti yang telah dinstruksikan para pemimpin ASEAN,” kata Sekjen Oscar.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM