Banjarmasin, 18 September 2020
Guna menurunkan laju pertumbuhan kasus positif COVID-19 di Indonesia, Kemenkes membentuk Tim Taskforce yang dikirimkan ke 9 provinsi prioritas penanganan COVID-19. Salah satu provinsi yang dikunjungi adalah Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam kunjungan yang dilakukan pada hari Jumat (19/09), Tim Taskforce Kemenkes mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin atau RS MAS. Dalam kunjungan kali ini Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang peningkatan SDM Kesehatan dr. Mariya Mubarika
melakukan audiensi dengan Direktur RS MAS, dr. Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp.OT beserta jajaran.
Dalam paparannya, dr. Mariya mengatakan kunjungan ini dilakukan untuk mengatasi pandemi COVID-19 khususnya di hilir agar angka kasus positif bisa ditekan, tingkat kematian bisa dihilangkan, dan angka kesembuhan bisa ditingkatkan. Selain itu, dr. Mariya juga mengatakan masyarakat perlu mewaspadai adanya klaster pilkada.
“Penting untuk dokter menyampaikan kepada masyarakat dalam melakukan antisipasi penularan agar tidak terjadi klaster penularan pilkada,” ujar dr. Mariya.
Selain itu, menurutnya, perlu peran aktif jajaran kesehatan di RS MAS dalam memberikan informasi seputar COVID-19 yang benar dengan menggunakan gaya bahas sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih mudah memahami isi pesan tersebut.
“Para tenaga medis tentu dipercaya masyarakat. Ceritakan bagaimana kondisi pasien yang datang terlambat, bagaimana beratnya orang yang ada komorbid, bila perlu dengan bahasa daerah,” kata Mariya.
Sebagai salah satu rumah sakit rujukan COVID-19, dr. Izaak mengatakan di RS MAS telah menyiapkan fasilitas untuk melayani pasien COVID-19. Sampai hari ini terdapat 28 pasien yang masih dirawat di rumah sakit.
Beberapa fasilitas penunjang yang dimiliki RS MAS yaitu, seperti IGD Triage berkapasitas 8 tempat tidur, PONEK yang berkapasitas 8 tempat tidur, serta fasilitas ICU dan NICU dengan masing-masing 8 tempat tidur. Untuk fasilitas isolasi, dr. Izaak mengungkapkan awalnya RS MAS menyediakan ruang rawat inap yang berkapasitas 120 tempat tidur. Namun sejak 16 September kapasitas rawat inap dikurangi menjadi 57 tempat tidur. Hal ini dikarenakan setelah dilakukan evaluasi sejak pertengahan Agustus terjadi penurunan jumlah pasien yang dirawat. Meski demikian, fungsi kamar akan dikembalikan manakala terjadi penambahan kasus.
Sejalan dengan hal tersebut, dr. Mariya mengatakan Menteri Kesehatan berterima kasih kepada tenaga kesehatan atas dedikasinya dalam melakukan penanganan COVID-19.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected] (rev/gi)