Dalam rangka hari Tuberkolosis (TB) Sedunia, Subdit TB Kemenkes mengadakan lokakarya tentang Tuberkolosis (TB) melalui media sosial, di Jakarta (22/3). Kegiatan ini di ikuti 40 blogger.
Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap 24 Maret. Tahun ini tema global yang diangkat adalah Unite To End TB. Sedangkan untuk tema nasional adalah Gerakan Keluarga Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis, melalui gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSSTB). Kemenkes berharap, melalui kegiatan ini para Blogger dapat mengedukasi masyarakat mengenai TB melalui media sosial.
Narasumber acara lokakarya hari ini adalah dr. Asik Surya MPPM Kasubdit TB , Ditjen P2P Kemenkes RI dan dr. Telly Kamelia, SpPD, Divisi Pulmonologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM. Disampaikan Dr. Asik Surya, TB adalah penyakit yang menular melalui udara yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolosis yang dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui melalui batuk, dahak, dan bersin yang dilepaskan ke udara. Penderita TB, saat berbicara dapat mengeluarkan 0-210 partikel, saat batuk mengeluarkan 0-3500 partikel, saat bersin mengeluarkan 4500-1 juta partikel.
“Penyakit ini menular melalui udara. Oleh karenanya, harus ada etika ketika batuk dan berdahak. Ketika batuk dan bersin harus ditutup menggunakan saputangan”, ujarnya.
Dr. Asik menambahkan, 1 orang dengan TB aktif, menginfeksi 10-15 orang per tahun. Sementara itu, 1 dari 10 orang yang terinfeksi TB menjadi TB aktif selama hidupnya. TB dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif 15-50 tahun bahkan anak-anak.
Menurut Dr. Telly menyatakan bahwa untuk penanganan penderita TB, diagnosanya membutuhkan waktu 3 bulan. Pengobatannya membutuhkan waktu 6-8 bulan. Tetapi bila penderita TB berhenti meminum obat sebelum waktunya atau putus obat maka pengobatan harus diulangi kembali ditambah dengan multiple drugs dan injeksi setiap hari selama 2 bulan, karena resiko dari pengobatan yang tidak tuntaskan memunculkan masalah TB kebal obat yang disebut Multi Drugs Resisten (MDR).
“Kalau sampai stop atau putus obat maka harus diulangi lagi dengan ditambah dengan injeksi dua bulan suntik minimal satu kali sehari, karena targetnya adalah resistensi obat”, terangnya.
Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang penyakit TB, di akhir acara, peserta diajak untuk menyebarluaskan informasi mengenai TB dengan cara mengganti gambar profil pribadi di akun media sosial memposting informasi terkait TB dan memposting foto-foto kegiatan TB dengan tagar #TOSSTB.
Pemerintah berkomitmen kuat pada kesuksesan mengatasi TB. Penanggulangan TB sendiri merupakan target Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) pemerintah melalui Kemenkes 2015-2019.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamatemail [email protected].