Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Kamis, 09/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Kendalikan TB dengan Tepat

Rokom by Rokom
24 Maret 2016
Reading Time: 2 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV sehingga harus ditangani dengan serius. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, kasus TB di Indonesia mencapai 1.000.000 kasus dan jumlah kematian akibat TB diperkirakan 110.000 kasus setiap tahunnya.

 

Penyakit TB disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara, dari satu orang ke orang lainnya, biasanya melalui percikan dahak seseorang yang telah mengidap TB. Ketika bakteri TB masuk ke dalam tubuh, maka bakteri tersebut bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu, sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB.

 

Bakteri tersebut akan menyerang paru-paru dan menyebabkan penderita mengalami batuk berdahak secara terus menerus, biasanya selama lebih dari tiga minggu. Bahkan kadang-kadang, pengidap TB juga akan mengalami batuk berdarah. Pengidap TB juga akan cenderung cepat merasa lelah, kehilangan nafsu makan, berkeringat di malam hari, dan mengalami demam tinggi.

 

Faktor tertentu juga akan meningkatkan risiko seseorang terkena TB. Berikut adalah sejumlah faktor risiko yang perlu diperhatikan:

 

  • Sistem imun yang lemah, dapat menyebabkan seseorang dengan mudah terkena bakteri TB. Penyakit seperti HIV/AIDS, diabetes, kanker, dan penyakit ginjal akan membuat bakteri TB dengan mudah menyerang tubuh.

 

  • Lingkungan tinggal atau kerja.

Kontak secara terus menerus dengan pengidap TB akan meningkatkan peluang seseorang terkena TB. Jika Anda mengetahui ada pengidap TB di lingkungan sekitar, kenakanlah masker dan cuci tangan sesering mungkin. Orang-orang yang bekerja di rumah sakit, rumah perawatan, atau panti jompo cenderung tertular TB karena kurangnya ventilasi, sehingga bakteri dengan mudah menular melalui udara.

 

  • Kemiskinan dan penggunaan zat berbahaya.

Jika seseorang tinggal di daerah terpencil dan padat penduduk, maka ia akan dengan mudah terserang TB karena kurangnya ruang atau udara bersih. Kemiskinan juga identik dengan kurangnya akses terhadap perawatan medis, sehingga akan sulit untuk mendiagnosa dan mengobati TB. Penyalahgunaan zat berbahaya dalam jangka panjang seperti alkohol atau narkoba juga akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat orang rentan terkena TB.

 

  • Perjalanan dari/ke negara dengan tingkat TBC tinggi. Risiko terkena TB akan lebih tinggi pada orang-orang yang tinggal di atau melakukan perjalanan ke negara-negara yang memiliki tingkat tuberkulosis yang tinggi, seperti Afrika, India, Cina, Meksiko, dan pulau-pulau di Asia Tenggara.

 

Kementrian Kesehatan, melalui Program Nasional Pengendalian TB bersama dengan WHO bekerja sama untuk mengendalikan TB dengan menerapkan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang terdiri dari lima komponen, yaitu

 

  • Komitmen pemerintah untuk mendukung pengawasan tuberkulosis,
  • Penemuan kasus dengan pemeriksaan mikroskopik sputum. Biasanya dilakukan pada orang-orang yang datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan paru-paru dan pernapasan,
  • Melakukan pengobatan standar selama 6-8 bulan untuk semua kasus dengan pemeriksaan sputum positif, kemudian dilakukan pengawasan pengobatan secara langsung,
  • Penyediaan obat-obatan anti tuberkulosis secara teratur, menyeluruh, dan tepat waktu.
  • Pencatatan dan pelaporan yang baik, sehingga memudahkan penilaian terhadap hasil pengobatan dan evaluasi program penanggulangan TB.

 

Selain itu pemerintah juga mencanangkan Gerakan Temukan TB Obati, Sampai Sembuh (TOSS). Dengan #TOSSTB diharapkan dapat menggerakkan masyarakat, dimulai dari dalam keluarga untuk aktif terlibat dalam mendorong dan memberikan dukungan orang di sekitarnya yang memiliki gejala TB untuk datang memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat, menjadi Pengawas Menelan Obat bagi mereka yang membutuhkan dan sebagainya.

 

Gerakan #TOSSTB  juga mendorong petugas kesehatan, layanan kesehatan memberikan layanan berkualitas sesuai standar dan juga mengajak semua pihak untuk secara bersama ambil bagian dalam upaya pencegahan dan pengendalian TB.

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Awas! Beredar Surat Palsu Mengatasnamakan Kementerian Kesehatan Terkait Pengembangan Program SATU SEHAT

9 Februari 2023
blank

RSCM Masuk Peringkat 36 The Most Reputable Academic Medical Center 2023

8 Februari 2023
blank

Kemenkes Kejar Target Semua RS Bisa Layani Pasien Kanker

7 Februari 2023
blank

Dukung Peningkatan Layanan Jantung Anak di Indonesia, IDAI-PERKI Tandatangani MoU

6 Februari 2023
blank

Deteksi Dini Stroke, RS PON Hadirkan Layanan Unggulan Brain Check Up

7 Februari 2023
blank

Kasus Baru Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipatif

6 Februari 2023
Next Post
blank

PENGARUSUTAMAAN KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN

blank

Indonesia Ketua Troika GHSA 2016: Kuatkan Kapasitas Negara Hadapi Ancaman Pandemi Penyakit

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.