Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat tercapai derajat kesehatan yang optimal. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di seluruh Tanah Air. Salah satu upaya pemenuhan tersebut adalah penyediaan sarana, prasarana dan alat kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), baik tingkat dasar maupun rujukan.
Pembangunan RS Pratama merupakan salah satu program dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan utamanya bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), serta bagi daerah yang belum tersedia rumah sakit atau rumah sakit yang ada sulit dijangkau akibat kondisi geografis.
Selasa siang (29/11), Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menandatangani Prasasti Rumah Sakit Pratama Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Di wilayah Kota Labuan Bajo, Pemerintah Daerahnya belum memiliki Rumah Sakit Umum. Puskesmas menjadi tumpuan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Karena itu, RS Pratama Labuan Bajo yang telah diresmikan pada 5 November 2016 lalu, sangat dinantikan oleh masyarakat.
RS Pratama Labuan Bajo pada awalnya dibangun pada tahun anggaran 2012, dibiayai dari APBN Kemenkes. Namun karena satu dan lain hal, maka pembangunannya baru selesai pada tahun 2015.
“Saya memahani kekhawatiran Bapak Bupati Manggarai Barat, banyak wisatasawan mendambakan berkunjung ke Labuan Bajo untuk wisata lautnya. Risiko kecelakaan saat snorkeling, diving, selancar menjadi tinggi. Kami memikirkan, pelayanan kesehatan harus dikuatkan”, kata Menkes.
Rumah sakit Pratama Labuan Bajo ini dapat memberikan pelayanan, antara lain pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, pelayanan operasi, laboratorium, radiologi, farmasi dan penunjang lainnya. Adapun bantuan alokasi RS Pratama ini terdiri dari bangunan (fisik) dengan kapasitas untuk 50 tempat tidur pasien, peralatan kesehatan dan instalasi pengolahan limbah.
Selain penadatanganan prasasti, pada kesempatan yang sama, Menkes secara simbolis memberikan bantuan Kementerian Kesehatan untuk Kabupaten Manggarai Barat, diantaranya: Jumantik Kit, Posbindu Kit, Kelambu bagi ibu hamil, dan program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi Ibu Hamil 4.959 Kg, PMT Balita 5.918 Kg, dan PMT Anak Sekolah 1.000 Kg.
Secara khusus, Bupati Manggarai Barat, Drs. Agustinus CH Dula, menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI, karena keberadaan RS Pratama Labuan Bajo mengusir kecemasan, mengingat saat ini Labuan Bajo, seperti yang terlampir pada Peraturan Presiden nomor 3 tahun 2016, merupakan salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang merupakan Proyek Strategis Nasional di bidang pariwisata. Kekhawatiran muncul karena semakin hari semakin banyak yang datang ke Labuan Bajo.
“Kami sangat berterima kasih. Rumah sakit ini jauh lebih baik dari rumah sakit yang di Ruteng. Kami berjanji untuk mengoptimalkan pelayanan dan dalam mendukung perhatian pemerintah pusat, kami alokasikan anggaran untuk perluasan RS Pratama”, kata Bupati Manggarai Barat.
Menkes juga mengharapkan agar RS Pratama Labuan Bajo diharapkan dapat mengembangkan pelayanan kesehatannya dalam mendukung Medical Tourism di Indonesia, misalnya pengembangan layanan hyperbaric, maupun layanan lainnya.
Sejalan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah dimulai pada 31 Desember 2015, pengembangan Medical Tourism diharapkan bisa menarik minat masyarakat manca negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Ini kesempatan bagi Labuan Bajo untuk maju. Bagi Indonesia, ini peluang untuk menambah devisa negara”, tambah Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan email kontak@kemkes.go.id.