Jayapura, 9 Mei 2017
Siang ini, Selasa (9/5), Jalan raya perbatasan Republik Indonesia dan Papua New Guinea, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura – Papua, dipadati masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan Distrik tersebut menjadi daerah pilihan kunjungan kerja Presiden RI Ir. Joko Widodo bersama Ibu Hj. Iriana Joko Widodo didampingi Menkes Nila Moeloek, Mensos Khofifah Indar Parawansa dan Mendikbud Muhadjir Effendy untuk memberikan paket bantuan kepada masyarakat di Kota Jayapura.
Dalam laporannya, Menkes Nila Moeloek menjelaskan bahwa status gizi masyarakat di Kota Jayapura terbilang masih rendah. Data mencatat bahwa Kota Jayapura memiliki prevalensi balita gizi kurang 19,3%, balita pendek 32,3%, dan balita kurus 14,2%, yang jika merujuk pada standar batasan WHO mengenai masalah gizi masyarakat, maka ketiga kategori tersebut masih termasuk masalah gizi masyarakat di Kota Jayapura. WHO menetapkan standar balita gizi kurang (underweight) <10%; balita pendek (stunting) <20%; balita kurus (wasting) <5%. Untuk itu, perlu adanya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit yang tinggi kadar gizinya untuk ibu hamil, balita dan anak sekolah.
“Untuk menjaga generasi yang sehat, kita harus mulai dari sejak dalam kandungan,” ungkap Menkes.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan 4 pesan penting, terkait PMT, KIS, KIP dan PKH.
“Pertama, pemberian PMT penting sekali, tujuannya agar anak-anak kita gizinya baik, anak kita jadi sehat, anak kita jadi pintar dan bisa bersaing dengan negara lain, karena persaingan di masa depan akan semakin sengit, bagaimana anak kita bisa unggul kalau gizinya saja tidak tercukupi,” kata Presiden.
Kedua, lanjut presiden, Pemberian KIS, Presiden mendoakan agar kita semua diberikan kesehatan, tapi kalaupun memang diberikan sakit oleh Tuhan, kartu tersebut dapat digunakan untuk berobat ke rumah sakit. Kalau kerumah sakit tidak dilayani, laporkan. Laporkan ke walikota, ke gubernur, ke menteri, dan ke presiden. Kenapa harus dilaporkan, karena sebenarnya KIS itu bayar, yang membayar adalah pemerintah.
Ketiga, KIP diberikan kepada 392 Siswa di Jayapura. KIP merupakan sebuah bantuan dari pemerintah kepada para siswa dalam bentuk tunai yang dapat diambil dalam tenggat waktu 3 bulan sekali, dengan pembagian : Siswa SD menerima bantuan sebesar Rp. 450 ribu; Siswa SMP menerima bantuan sebesar Rp. 750 ribu; dan Siswa SMA/SMK menerima bantuan sebesar Rp. 1 juta. Semua bantuan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mendukung pendidikan siswa, untuk dibelikan buku dan keperluan sekolah lainnya.
“Semua adik-adik harus ingat, uang bantuan ini jangan dibelikan untuk pulsa, ya,” ungkap presiden.
Keempat, pemberian PKH, selama 1 tahun, masyarakat diberikan sejumlah uang sebesar Rp. 1.890.000 yang dapat diambil 4 bulan sekali.
“Hati-hati, penting untuk diingat bahwa uang tersebut harus dipakai untuk keperluan anak sekolah, untuk keperluan gizi anak, untuk modal usaha, dan yang paling penting uang tersebut jangan sampai untuk dibelikan rokok oleh ayahnya, jangan!” tegas Presdien Jokowi.
Selain membagikan PMT, Presiden Joko Widodo juga memberikan secara langsung Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat di Kota Jayapura.
Dengan adanya bantuan ini, diharapkan status gizi masyarakat Jayapura dapat meningkat, tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah dan ibu hamil dapat menjaga dengan baik generasi penerus yang akan lahir.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013