Jakarta, 21 Juni 2017
Optimalisasi pelayanan kesehatan jemaah haji di Arab Saudi harus melakukan koordinasi, integrasi dan sinergi semua profesi, tim sesuai dengan tugasnya masing masing. Bila hal ini terjadi, maka pelayanan kesehatan kepada jemaah haji akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr.dr.Eka Jusup Singka, MSc dari Arab Saudi dalam rangka mempersiapkan pelayanan kesehatan jemaah haji yang lebih optimal.
Menurut Kasie Kesehatan Madinah, dr. Edi Supriyatna, MKM mengatakan pelayanan kesehatan pada fase pra dan pasca Armina, di bawah kendali Kasie Kesehatan dan Kasubsie KKHI Madinah. Sedangkan untuk fase Armina diserahkan sepenuhnya pada komandan satuan operasional (Kasatops) Armina.
Sementara Kepala Sub Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah dr. Ika Nufrida Shaleh mengatakan ada 3 tim yang harus bersinergi untuk melayani jemaah haji yakni tim promotif preventif (TPP), tim gerak cepat (TGC) dan tim kuratif dan rehabilitatif (TKR).
TPP fokus pada upaya promotif (peningkatan derajat kesehatan jemaah) dan preventif (pencegahan timbulnya masalah kesehatan jemaah) dengan cara mengubah perilaku jemaah yang lebih sehat.
–
Sedang TGC, tim yang bergerak fokus pada pelayanan jemput bola untuk penanganan kasus emergensi, stabilisasi dan evakuasi jemaah sakit. Tujuan utk mencegah perburukan kondisi kesehatan jemaah haji
Sementara TKR, tim kuratif dan rehabilitatif, memberi pelayanan perawatan jemaah sakit rujukan dari sektor/kloter di KKHI atau RSAS
“Masing-masing tim melakukan sinergi sehingga dengan koordinasi dan komunikasi yang baik akan menjadi tim lebih solid”, ujar Ika.
Sekalipun demikian, masih ada tantangan yang harus mendapat perhatian yaitu adalah adanya jenis layanan kesehatan terutama di sektor Madinah oleh Pemerintah Arab Saudi, makasm solusi dan strateginya adalah jemput bola dan penguatan pelayanan spesialistik dan rujukan di sektor ke KKHI atau RS Arab Saudi.
Menurutnya, pelayanan kesehatan yang meliputi promotif dan preventif akan melibatkan tenaga non kesehatan bisa berperan membatu tenaga lesehatan yang ada.
Khusus KKHI Madinah, Ia menyebutkan kesiapan sarana prasarana dalam kondisi stok opname, sedang SDM telah mencapai 99 % siap, apalagi telah mengikuti workshop TPP,TGC,TKR dalam pelatihan kompetensi Ciloto sebelumnya.
“Semua ini telah membuat solid SDM yang akan bekerja di Arab Saudi”, ujarnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH