Sumatera Barat, 17 April 2017
Sebuah inovasi dari pemerintah Sumatera Barat bernama Nagari Mandiri untuk Ketahanan Pangan yang baru diluncurkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, diapresiasi oleh Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek. Hal tersebut dikarenakan program tersebutpemerintah daerah Sumatera Barat yang memiliki inovasi untuk meningkatkan salah satu daya ungkit kesehatan berupa pangan dan gizi.
“Nagari Mandiri untuk ketahanan pangan ini sesuatu hal yang tepat. Saya berterima kasih provinsi Sumatera Barat ini sudah melihat bahwa ketahanan pangan ini penting. Ketahanan pangan ini merupakan titik tolak kesehatan, daya ungkit kesehatan”, tutur Menkes dalam sesi dialog interaktif pada kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Sumatera Barat di Padang, Senin siang (17/4).
Dikatakan oleh Menkes bahwa program yang baik untuk mengangkat nagari-nagari yang mungkin penduduknya masih mengalami kekurangan gizi. Namun terkait masalah tersebut, Menkes lebih menekankan agar pola asuh lebih diperhatikan, mengingat sebenarnya Sumatera Barat tidak kekurangan pangan.
“Saya kira, Sumatera Barat tidak kekurangan pangan karena cukup subur. Namun yang kita harus tekankan dalam hal ini adalah pentingnya pola asuh. Betul, keluarga itu penting. Ada makanan tetapi kalau salah pola asuh (termasuk pola makan), juga tidak tepat”, terangnya.
Menkes juga berpesan secara khusus kepada pada perempuan (secara spesifik kepada para Ibu) agar memiliki pengetahuan yang cukup tentang pemberian makan bagi keluarganya, khususnya bagi anak.
“Kita kaum perempuan utamanya harus tau bagaimana memberikan makan bagi anak, kita harus tau betul tepatnya bagaimana menjaga kesehatan mereka dengan memberikan makanan yang benar dan mendidiknya”, imbuh Menkes.
Menkes menegaskan bahwa sebelum pendidikan, kesehatan harus lebih diutamakan, terutama kesehatan perempuan, karena akan melahirkan penerus keluarga, melahirkan generasi bangsa.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, menerangkan program Nagari Mandiri untuk Ketahanan Pangan diharapkan mampu menggerakkan keterlibatan lintas sektor, berupaya bersama mewujudkan sebuah nagari yang betul-betul mampu menghasilkan pangan sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan masyarakat nagari tersebut. Irwan menambahkan bahwa terdapat 35 Nagari yang termasuk kategori miskin yang dijadikan target sasaran program tersebut.
“Untuk mewujudkan masyarakat sehat, bukan hanya peran sektor kesehatan saja yang dibutuhkan, harus mengajak seluruh potensi di lintas sektor memfokuskan pada satu titik yang bernama kesehatan masarakat dengan kebersamaan dan sinkronisasi”, katanya.
Sementara itu, berkaitan dengan pendekatan keluarga, irwan mengatakan bahwa masyarakat yang sehat terbentuk dari keluarga yang sehat. Tidak sedikit penyakit yang didera masyarakat sebetulnya disebabkan karena tidak beresnya perilaku atau kebiasan keluarga di rumah, misalnya: anak kurang gizi, orang tua tidak membawa bayi untuk mendapatkan imunisasi, makan makanan yang tidak bergizi seimbang, air bersih yang diminum, dan lain lain.
“Mohon kiranya seluruh pelaku kesehatan untuk mempromosikan pentingnya keluarga berperan di rumah tentang kesehatan keluarganya. Gerakan masyarakat tidak akan berhasil bila keluarga-keluarga tidak sehat “, tuturnya
Di penghujung sesinya, Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan sebuah pantun yang sarat makna, menjadi penyemangat bagi implementasi pendekatan keluarga di Indonesia.
Jelang lebaran membeli baju, beli kain langsung digunting.
Gerakan masyarakat sehat yang kita tuju, tetapi kesehatan keluarga yang paling penting.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email [email protected]