Jakarta, 8 Mei 2017
Hari Thalasssemia Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Mei. Tahun ini, tema peringatannya adalah “Meningkatkan Kualitas Hidup untuk Generasi Yang Lebih Baik”. Tema tersebut menegaskan bahwa penyandang Thalassemia dengan yang mendapatkan penanganan yang sesuai juga dapat berperan aktif dan berprestasi di masyarakat.
Senin siang (8/5), dalam rangka memperingati Hari Thalassemia Sedunia 2017, Kementerian Kesehatan RI menggelar kegiatan temu media bertempat di Gedung Adhyatma Lantai 3 Kementerian Kesehatan RI yang berada di kawasan Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, perwakilan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Pustika Amalia, Sp.A(K), perwakilan dari penyandang Thalassemia dan perwakilan dari organisasi yang bergerak dalam kepedulian terhadap Thalassemia.
Thalassemia dan Situasinya di Indonesia
Thalassemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang mana sel darah merah mudah pecah. Penyakit ini diturunkan oleh kedua orang tua dan terjadi sejak anak-anak. Thalassemia bukan penyakit menular dan dapat dicegah. Thalassaemia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Thalassemia Trait atau Minor dan Mayor. Thalassemia Minor yaitu hanya pembawa sifat dan tidak berbahaya sama seperti orang normal. Sedangkan Thalassaemia Mayor ialah jenis Thalassaemia yang menunjukkan gejala anemia, pembesaran hati dan limpa, yang berbahaya dan selalu membutuhkan transfusi darah seumur hidupnya.
Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi nasional Thalassemia mencapai 1,5 per 1000 penduduk atau permil (‰). Terdapat 8 provinsi dengan prevalensi lebih tinggi dari prevalensi nasional, yakni: Nanggroe Aceh Darussalam (13,4‰); DKI Jakarta (12,3‰); Sumatera Selatan (5,4‰); Gorontalo (3,1‰); Kepulauan Riau (3,0‰); NTB (2,6‰); Maluku (1,9‰); Papua Barat (2,2‰). Sedangkan berdasarkan data RSCM, sampai dengan bulan Oktober 2016 terdapat 9.131 pasien thalassemia yang terdaftar di seluruh Indonesia.
Jumlah kunjungan pasien thalassemia ke rumah sakit diketahui meningkat setiap tahunnya, berdasarkan data BPJS yaitu pada tahun 2014 terdapat 60.929 pasien, pada tahun 2015 meningkat menjadi 108.451 pasien, dan meningkat kembali pada tahun 2016 menjadi 122.474 pasien. Hal ini, seiring dengan beban biaya Thalassemia yang juga meningkat, dibuktikan dengan Thalassemia menempati posisi ke 5 penyakit katastropik setelah penyakit jantung, ginjal, kanker, dan stroke. Beban biaya Thalassemia terus meningkat dari 215 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi 415 milyar rupiah pada tahun 2015 dan meningkat kembali menjadi 476 milyar rupiah di tahun 2016.
Disamping fakta di atas, pembawa sifat Thalassemia juga perlu diperhatikan. Berdasarkan data skrining masyarakat umum dari Yayasan Thalassemia Indonesia dan Persatuan Orang Tua Pasien Thalassemia Indonesia dari tahun 2008 – 2014 didapatkan 93 orang (5,41%) dari 1.718 orang adalah pembawa sifat Thalassemia; sedangkan pada keluarga pasien Thalassaemia (ring 1) dari tahun 2009-2014 didapatkan 93 orang (28%) dari 332 orang adalah pembawa sifat Thalassemia.
Dewasa ini, penanggulangan Thalassemia masih berfokus kepada aspek kuratif. Namun, saat ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan sedang mengembangkan berbagai upaya promotif dan preventif Thalassemia melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dan skrining atau deteksi dini pembawa sifat Thalassemia untuk menghindari pernikahan sesama pembawa sifat Thalassemia yang berpotensi melahirkan generasi penerus dengan Thalassemia Mayor. Sehingga Thalassemia dapat ditanggulangi dari hulunya.
Sebagai rangkaian dari peringatan Hari Thalassemia Sedunia Tahun 2017, pada tanggal 9 Mei 2017 akan diselenggarakan Seminar Thalassemia untuk masyarakat awam di Aula Siwabessy, Kementerian kesehatan RI dengan narasumber para ahli di bidang Thalassemia serta LSM peduli Thalassemia. Disamping itu, akan dilakukan pula deteksi dini/skrining untuk 50 peserta seminar.
Melalui peringatan Hari Thalassemia Sedunia 2017 diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap Thalassemia.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id