Jakarta, 3 Agustus 2017
Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan menyusui adalah bagian hak anak dan kewajiban ibu. Artinya, ibu diwajibkan memberikan ASI secara optimal.
“Pekan ASI Sedunia ditekankan bagaimana kita mendorong para orangtua memenuhi hak anak-anaknya mendapatkan ASI,” kata dr. Anung pada Temu Media terkait Pekan ASI Sedunia di Gedung Kemenkes, Kamis (3/8).
Tema global Pekan ASI Sedunia Tahun ini Sustaining Breastfeeding Together, sementara tema di Indonesia ‘Bekerja Bersama untuk Keberlangsungan Pemberian ASI’. Bekerja bersama tersebut diwujudkan melalui Nutrisi, Keamanan Pangan Dan Pengentasan Kemiskinan.
Nutrisi untuk bayi, nantinya akan memberikan perlindungan optimal dari infeksi karena ASI merupakan pangan yang aman dan sempurna bagi bayi, dan tidak membebani ekonomi keluarga.
Menyusui secara signifikan meningkatkan kesehatan, serta kelangsungan hidup bayi dan anak-anak. Selain itu, ASI adalah makanan terbarukan yang alami dan aman bagi lingkungan, tanpa polusi, pengemasan dan limbah.
Ahli nutrisi, dr. Tan Shot Yen mengatakan ASI adalah makanan bayi yang terbaik dan paling aman, dijamin higienis pada bayi yang menyusui langsung ke ibunya. Tidak ada alasan atas nama kemiskinan untuk ibu tidak mampu memberi ASI ekslusif gratis bagi bayinya mulai sejak IMD hingga 2 tahun atau lebih.
“Masalahnya adalah, banyak ibu yang menyusui anaknya hanya sampai 3 bulan, setelah itu bayi dikasih susu dot,” kata dr. Tan.
Hal tersebut, ujar dr. Tan, bayi akan terbiasa menghabiskan susu botol karena diharuskan oleh orang tuanya. Bukan karena terbiasa merasakan kepuasannya menyusu. Dampaknya pada usia pra sekolah, anak dipaksa menghabiskan makanan oleh ibunya, ketimbang responsif terhadap rasa kenyang dan puas dengan makanannya.
Selain itu, pemahaman orangtua harus diperhatikan, terutama soal makanan bayi kemasan yang dianggap praktis. Padahal, bagi bayi, ASI adalah makan terbaik.
dr. Anung menambahkan yang ingin kita tekankan dari Pekan ASI Sedunia adalah dukungan dari semua pihak tentang praktik pemberian ASI, terutama oleh ibu yang bekerja. Selain itu, masyarakat memahami betul bahwa ASI merupakan satu di antara komponen yang mencerdaskan bangsa.
“Saya berharap semua pihak khusunya org profesi dan para pemngku kepentiangan ikut mengkampanyekan seluruh hal-hal yang berkaitan denanASI dan mengambil sikap yagn cukup jelas apabila asda,hal2 yang menghambat kampanye pemberian ASI,” kata dr. Anung.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013