Medan, 11 Juli 2018
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Moeloek menghadiri acara Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Suamatera Utara, hari ini (11/7). Pada saat dialog dengan peserta, Menkes mendapati beberapa permasalahan yang menjadi perhatiannya dan juga harus menjadi perhatian bersama.
Permasalahan tersebut adalah mencakup TBC, dan Jaminan Kesehatan bagi anak-anak telantar. Sumatera Utara secara epidemiologi masih butuh peningkatan upaya penurunan TBC, katena kondisinya masih banyak kasus yang belum diketahui.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara menunjukkan jmlah kasus TBC terutama TBMDR cenderung meningkat dalam 3 tahun terakhir. Pada 2015 ditemukan sebanyak 142 kasus, 2016 sebanyak 209 kasus, dan 2017 akhir sebanyak 269 kasus.
Hal tersebut memerlukan langkah nyata bersama untuk mengehentikan penyebaran kasus TBC. Nila mengatakan jajaran kesehatan harus perhatian betul kepada TBC ini, ia menceritakan dirinya sempat membaca salah satu koran yang memberitakan warga Indonesia tidak diterima bekerja di Jepang karena menderita TBC.
“Jangan sampai seperti itu, kita harus mengubahnya dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana cara mencegah dan mengobati TBC,” kata Nila.
Saking pentingnya menekan jumlah penderita TBC, Menkes menyarankan agar hal-hal yang mudah dilakukan agar dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apabila anggaran di daerah minim misalnya, bisa dilakukan sosialisasi kecil-kecilan di masyarakat
“Saya titip jika ada sedikit anggaran lakukan sosialisasi terkait TBC. Walaupun dalam skala kecil yang penting masyarakat bisa memahami soal TBC,” kata Menkes.
Masalah kesehatan lain di Medan yang menjadi perhatian Menkes adalah Jaminan Kesehatan bagi anak-anak telantar. Saat ini masih banyak anak telantar di Medan yang belum tercover jaminan kesehatannya.
Menkes mengatakan jika tidak salah pada saat Khofifah Indar Parawansa menjabat sebagai Menteri Sosial, jaminan kesehatan anak-anak tersebut sudah tercover. Namun demikian, jika memang hal itu menjadi masalah saat ini di Medan, Menkes akan mengkoordinasikannya dengan Menteri Sosial dan jajaran lainnya.
“Apapun masalahnya silakan laporkan nanti kita bantu koordinasikan dengan Mensos,” kata Nila.
Selain itu, target pembangunan kesehatan sebagaimana dibahas pada Rakerkesnas tahun ini yakni penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan kualitas imunisasi pun harus menjadi perhatian kita. Soal stunting, yang dipentingkan selain pertumbuhan secara fisik adalah otaknya.
Nila menjelaskan Indonesia maju karena infrastrukturnya saja adalah sebuah hal yang mustahil. Sebab, pembangunan negara harus juga ditopang oleh SDM nya.
“Bayangkan, kalau pembangunan infrastruktur bagus tapi SDM kita 50 persen nya stunting tidak akan maju. Karena itu kesehatan itu nomor satu,” jelas Nila.
Nila menekankan stunting adalah sebagai ‘bahan’ dasar untuk mencapai SDM berkualitas. SDM berkualitas dibutuhkan agar bisa berinovasi dalam membangun Indonesia yang besar dan memiliki geografi yang berbeda.
Terkait imunisasi, Menkes selalu berkoordinasi dengan pihak dari Kementerian Agama terutama terkait hal-hal yang menghalangi anak mendapatkan hak nya untuk kebal dari sejumlah penyakit
“Jadi saya kira saya titip, kita harus terus memotivasi dan bekerja keras untuk anak-anak kita agar hidup sehat,” tegas Nila.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM