Jakarta, 19 Juli 2018
Kementerian Kesehatan ingin memastikan bahwa keselamatan para atlet yang bertanding pada Asian Games 2018 terjamin baik saat bertanding maupun berlatih. Untuk memastikan hal tersebut, Kemenkes menggelar simulasi penanganan atlet yang cedera dari lokasi pertandingan hingga penanganan di rumah sakit rujukan.
“Hari ini simulasi dilakukan bagaimana kesiapan tim, response cepat kita dari GBK (Gelora Bung Karno) ke rumah sakit Mintoharjo maupun ke RSCM,” ujar DIrektur Kesehatan Kerja dan Olahraga, drg. Kartini Rustandi, M.Kes di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta , Kamis (19/7).
Sebelum simulasi rujukan atlet dari tempat pertandingan ke rumah sakit dilakukan, sebanyak puluhan petugas kesehatan terlebih dahulu melakukan simulasi di insatalasi gawat darurat (IGD) Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes di Kuningan Jakarta Selatan. Sebanyak 5 tim dibagi secara bergiliran melakukan simulasi, mulai dari bagaimana menurunkan atlet dari ambulans lanjut hingga penanganan di IGD.
Usai melakukan simulasi di Kemenkes kemudian kelima tim tersebut melanjutkan di lima lokasi, yakni: dua tim di Gelora Bung Karno, satu tim di Ancol, satu tim di Padepokan Pencak Silat Taman Mini dan satu lagi di komplek atlet Kemayoran. Pada simulasi ini setiap tim terdiri dari 2 orang dokter dan satu orang perawat dengan menggunakan VIP yang dilengkapi dengan peralatan mini ICU di dalamnya.
Terkait simulasi yang dilakukan di Kompleks Gelora Bung Karno kemudian dibawa ke rumah sakit rujukan, menurut Kartini sangat penting karena dapat mengetahui waktu yang diperlukan selama perjalanan menuju rumah sakit.
“Kita berhitung waktu dan hal-hal yang masih diperlukan oleh tim kesehatan kita selama penanganan dari venue ke rumah sakit rujukan,” jelas Kartini.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Emergency Indonesia, Bobi Prabowo, mengatakan, selain bertujuan untuk mengetahui response tim kesehatan dan waktu tempuh dalam merujuk atlet. Simulasi kali ini juga untuk mengetahui apakah manajemen penanganan di dalam ambulans sudah tepat.
“Standar penanganan ambulas itu bukan hanya soal transport, tetapi adalah penanganan medik di dalam ambulans jadi jika bicara ambulans bukan lagi soal angkat, angkut ke rumah sakit. Tetapi adalah bagaimana pelaksanaan manajemen di UGD sudah ada sejak di ambulans,” terang Bobi sambil menunjukkan prosedur penanganan di dalam ambulans.
Sebelumnya Kemenkes pada 4 April 2018 juga telah menggelar simulasi penanganan kegawatdaruratan sebagai bentuk kesiapan Kemenkes mendukung pelaksanaan Asian Games. Dan simulasi yang dilakukan ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan dalam kondisi menyerupai keadaan sesungguhny, dimuali dari lokasi peserta Asian Games bertanding hingga ke rumah sakit rujukan.
Untuk Asian Games Kemenkes menyiapkan pelayanan kesehatan yang komprehesif terdiri dari 140 medical station di venue, 218 ambulans, 1400 tenaga kesehtan terlath, 3 medical center, 2 poliklinik di masing-masing komplek atlet dan 28 rumah sakit rujukan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (Dit)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM