Tehran, 15 September 2019
Wakil Presiden Iran Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Dr. Sorena Sattari mengapresiasi Forum Bisnis Kesehatan RI-Iran kedua yang diselenggarakan di Teheran, Iran, pada tanggal 15 September 2019. Hal tersebut disampaikannya pada kesempatan pertemuan dengan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M(K) Kantor Wakil Presiden Iran pada tanggal 15 September 2019.
Lebih lanjut Wakil Presiden Iran mengharapkan agar “Forum Bisnis Kesehatan RI-Iran dapat meningkatkan kerja sama industri kesehatan RI-Iran, baik farmasi maupun alat kesehatan, untuk kemajuan pembangunan kesehatan di kedua negara”. Wakil Presiden Iran juga menyampaikan dukungan Pemerintah Iran bagi terlaksananya kerja sama konkrit di bidang teknologi-nano kesehatan.
Forum Bisnis Kesehatan RI-Iran yang kedua kalinya diselenggarakan ini dibuka oleh Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek. Dalam sambutannya, Menkes Nila menyampaikan kebanggaan atas terselenggaranya Forum ini sebagai bagian dari implementasi konkrit MoU Kerja Sama Kesehatan RI-Iran yang telah ditandatangani pada tanggal 26 Oktober 2019 di Astana, Kazakhstan.
“Forum bisnis akan sangat membantu dalam mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia dan Iran, salah satunya melalui peningkatan kapasitas Indonesia dalam mengembangkan Industri Farmasi dan Alkes menuju kemandirian dan peningkatan daya saing di masa yang akan datang sesuai amanat Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alkes,” katanya.
Menkes Nila juga mengapresiasi Forum kali ini memfokuskan pembahasan pada kemitraan di bidang teknologi-nano. Ia mengharapkan agar forum dapat meningkatkan kolaborasi, kemitraan bisnis dan manfaat bersama antara Indonesia dan Iran di bidang Inovasi Teknologi Nano Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Menkes Nila mengaku sangat terkesan dengan keunggulan Iran dalam bidang Teknologi Nano di Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan. Iran telah berhasil memproduksi Alat Kesehatan yang berteknologi tinggi dengan biaya yang sangat rendah. Iran juga berhasil memproduksi liposomal doxorubicin, obat kanker berteknologi nano dan menjadi negara kedua di dunia yang mampu memproduksi liposomal doxorubicin dengan teknologi nano. Liposomal Doxorubicin mampu mengobati berbagai jenis penyakit kanker.
Teknologi nano saat ini masih belum berkembang di Indonesia. Masyarakat masih asing dengan teknologi ini. Teknologi nano sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan berkontribusi dalam memajukan bangsa. Dengan teknologi nano, dapat membuat zat menjadi ukuran yang sangat kecil, dan karena itu pula maka sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang kita inginkan.
Forum Bisnis Kesehatan RI-Iran yang diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran Iran serta Iran Nano-Technology Innovation Council telah berhasil memfasilitasi para pelaku usaha dan stakeholders lainnya untuk memperkuat dan mengembangkan kolaborasi lebih lanjut di masa depan.
Kalangan Pengusaha dari kedua negara mengapresiasi Forum Bisnis Kesehatan Indonesia – Iran yang diselenggarakan di Tehran pada tanggal 15 September 2019. Turut hadir dalam forum bisnis ini, antara lain: PT Bio Farma, PT Kalbe, Dexa Medica, PT Kimia Farma, PT Phapros, PT Marthys, PT Bartec dan RSCM. Sebanyak 31 perusahaan farmasi dan alat kesehatan Iran, menunjukkan antusiasnya, antara lain: CinnaGen, CellTech Pharmed, Pooyandegan Rah Saadat, Sina Robotics and Medical Innovators, Biosun Pharmed, Exir Nano Sina, Nano Daro Pajouhan Pardis, Avicenna, Persis Gen par, Danesh Pharmaceutical Development Co., Baran Chemical and Pharmaceutical, Biosun Pharmed Co., Parto Negar Persia (PNP), dan Parseh Intelligent Surgical System Co. (Parsiss).
Sebagai hasil konkrit dari Forum Bisnis Kesehatan RI-Iran kedua, antara lain ditandatanganinya Technical Arrangement Kemenkes RI dengan Iran Nano-Technology Innovation Council mengenai pengembangan teknologi-nano dan bio-teknologi kesehatan serta Letter of Intent antara PT Bio Farma dengan Darou Darman Arang Pharmaceutical Iran mengenai kerja sama produksi vaksin. Penandatanganan kedua dokumen dilakukan pada kesempatan pertemuan Wakil Presiden Iran Dr. Sattari dengan Menteri Kesehatan RI.
Duta Besar RI untuk Iran, Octavino Alimudin mengapresiasi kinerja kerja sama kesehatan RI-Iran yang terus meningkat sejak ditandatanganinya MoU pada tahun 2018. Dubes Octaviano berpandangan forum bisnis ini tidak hanya menciptakan peluang bisnis, namun juga memperkuat hubungan kemitraan bilateral RI-Iran yang mulai dinilai strategis oleh Pemerintah Indonesia.
Forum Bisnis Kesehatan RI-Iran merupakan bagian dari implementasi Kerja Sama Bidang Kesehatan antara Indonesia dan Iran. Kerja sama diawali dengan di tandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) Bidang Kesehatan di Astana, Kazakhstan, 26 Oktober 2018. MoU Bidang Kesehatan Indonesia-Iran memiliki tujuh area kerja sama, antara lain: 1) Health services, 2) Pharmaceutical products and medical devices, 3) Health research and development, 4) Universal Health Coverage, 5) Prevention and control of communicable and non-communicable diseases, 6) Traditional medicine, dan 7) Heath emergency response and disaster management.
MoU kemudian dijabarkan dalam Plan of Action yang ditandatangani antara Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Direktur Jenderal Kerja Sama Internasional Kementerian Kesehatan Iran di Jenewa, Swiss, 21 Mei 2019.
Forum Bisnis Kesehatan RI-Iran yang pertama telah diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 3 September 2019 pada kesempatan kunjungan Delegasi Industri Iran ke Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM