Vitamin A terdapat pada produk-produk hewani dan nabati. Sumber vitamin A yang paling baik untuk anak-anak adalah yang berasal dari produk hewani.
Vitamin A dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan karena terbagi menjadi dua jenis berdasarkan nutrisi yang terkandung di dalamnya, yaitu retinoid dan karotenoid. Oleh karena itu, wortel, yang selama ini dikenal sebagai makanan sumber vitamin A, bukanlah satu-satunya pilihan. Ada banyak jenis makanan lain yang juga mengandung vitamin A.
Spesialis nutrisi dan penyakit metabolik anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, dr. Novitria Dwinanda, Sp. A. (K.), menjelaskan bahwa vitamin A jenis retinoid dapat diperoleh dari makanan yang bersumber dari produk hewani. Adapun untuk jenis karotenoid bisa didapatkan dengan mengonsumsi makanan dari sayuran dan buah-buahan.
“Manfaat vitamin A sebenarnya bukan hanya untuk mata tetapi juga berkaitan dengan pembelahan sel tubuh sehingga memperkuat daya tahan tubuh atau imunitas. Kemudian, mana yang lebih utama? Yang lebih utama itu yang retinoid karena dia sebenarnya bentuk aktif dari vitamin A yang lebih mudah diserap oleh tubuh,” kata Novi, sapaan akrab Novitria, kepada Mediakom pada Jumat, 26 Januari 2024.
Vitamin A sangat diperlukan sejak bayi baru lahir karena dapat menunjang sistem kekebalan tubuh anak agar tidak mudah sakit. Menurut Novi, sumber vitamin A pada anak yang baru lahir dapat diperoleh dari air susu ibu (ASI). Namun, setelah anak memasuki usia 6 bulan dan diberikan makanan pendamping air susu ASI (MP-ASI), hanya 70 persen kebutuhan vitamin A-nya yang terpenuhi sehingga sisanya harus dipenuhi melalui pemberian suplemen. Jika tidak, anak akan mengalami kekurangan vitamin A dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya.
“Anak usia 6 bulan hingga 5 tahun merupakan titik di mana anak bisa mengalami kekurangan vitamin A. Karena vitamin A berkaitan dengan sel dan imunitas tubuh, maka anak yang kekurangan vitamin A akan gampang sakit. Maka dari itu, pemberian suplemen vitamin A kepada anak di Indonesia dilakukan dalam setahun sebanyak dua kali dan paling tidak anak itu bisa mendapatkan setahun sekali,” kata Novi.
Kementerian Kesehatan menggelar Bulan Vitamin A pada Februari dan Agustus. Pada dua bulan tersebut anak bisa mendapatkan suplementasi vitamin A kapsul biru dengan dosis 100.000 unit internasional (UI) untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah dosis 200.000 UI untuk anak umur 12-59 bulan. Kapsul vitamin A ini bisa didapatkan secara gratis di fasilitas kesehatan seperti di pos pelayanan terpadu (posyandu) atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Nutrisionis Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Dinda Yulian Andriani, S. Gz., mengatakan, makanan sumber vitamin A bisa didapat dari pangan hewani, seperti daging, hati sapi atau ayam, ikan, telur, susu, hingga keju. Sementara itu, vitamin A pada pangan nabati bisa diperoleh dari sayuran berwarna hijau, seperti bayam, brokoli, paprika, dan buncis serta buah-buahan berwarna hijau, merah, kuning, atau oranye, seperti jeruk, pepaya, dan jambu biji. Selain itu, vitamin A juga bisa didapatkan dari ubi jalar dan wortel.
“Kalau untuk pangan nabati itu sifatnya beta karoten atau lebih ke provitamin A. Pada saat masuk ke dalam tubuh, ia baru akan disintesis menjadi vitamin A. Sedangkan untuk pangan hewani itu biasanya sudah langsung menjadi vitamin A,” kata Dinda kepada Mediakom pada Jumat, 26 Januari 2024.
Dinda menambahkan, sumber vitamin A yang paling baik untuk usia anak-anak adalah makanan yang berasal dari produk hewani karena berfungsi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Namun, kita tetap tidak boleh melupakan sayuran dan buah-buahan yang berfungsi sebagai antioksidan.
Sumber vitamin A dikatakan tinggi ketika jumlahnya di atas 20.000 mikrogram (mcg). Untuk ukuran sedang jumlahnya sekitar 3.000-20.000 mcg dan jika di bawah 3.000 mcg dikatakan rendah. Sumber vitamin A yang paling tinggi, menurut Dinda, di antaranya adalah minyak hati ikan hiu dan minyak hati ikan kod yang sering ditemukan dalam bentuk suplemen atau juga bisa minyak kelapa sawit berwarna merah. Adapun sumber vitamin A yang sedang dan paling mudah ditemukan untuk dikonsumsi adalah hati ayam atau sapi.
“Wortel termasuk sumber vitamin A yang sedang karena beta karotennya tinggi. Selain itu, vitamin A juga ada pada ikan laut seperti ikan salmon. Namun, untuk konsumsinya tetap berprinsip pada gizi seimbang karena jika berlebihan akan memberikan dampak bagi kesehatan,” ujar Dinda.
Dinda menyerukan agar setiap orang mengonsumsi sumber makanan yang beraneka ragam dengan kandungan gizi yang seimbang karena memang tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh.
Saat ini, sumber vitamin A juga dapat ditemukan pada minyak goreng melalui fortifikasi pangan atau pengayaan zat gizi mikro pada bahan makanan komersial. Menurut Kementerian Kesehatan, fortifikasi yang dilakukan merupakan program pemerintah dengan penambahan vitamin A pada minyak goreng yang bertujuan untuk percepatan perbaikan gizi anak Indonesia.
Dinda menyatakan, fortifikasi pangan tersebut merupakan perantara pangan yang efektif untuk penambahan konsumsi vitamin A ketika melihat kebiasaan masyarakat yang sangat menyukai masakan yang digoreng sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan Vitamin A, terutama pada anak-anak.
Penulis: Redaksi Mediakom