Prevalensi HIV tahun 2012, dari <0,5% tahun 2012 dengan capaian 0,3% (pemodalan matematika), target tahun 2014 masih sama dengan tahun 2012 yaitu <0,5%. Jika dilihat dari presentase penduduk umur 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV target tahun 2012 sebesar 8,5%, dengan capaian 21,25% (rapid survei 2012) dan target tahun 2014 sebesar 9,5%.
Sedangkan presentase penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi, target tahun 2012 sebesar 45%, dengan capaian 37,6% (STBP 2011), dan target tahun 2014 yaitu 65%. Persentase ODHA yang mendapatkan ART target tahun 2012 80%, dengan capaian 88,4% (30.663 ODHA sd November 2012), dan target 2014 sebesar 90%.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada acara Press Briefing Hasil Laporan UNAIDS, mengenai situasi pengendalian HIV-AIDS di Indonesia, di ruang rapat Dr. Lemena Kemenkes RI (5/2), hadir pada acara tersebut diantaranya, Dr. Cho Kah Sin (UNAIDS Country Director), Prof. Djubairi Zoerban, Direktur Jenderal P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE , dll.
Perkembangan program pengendalian HIV-AIDS di Indonesia, yang menggunakan layanan konseling dan testing (KT) pada tahun 2012 jumlah yang mendapatkan layanan 460, jumlah yang menerima konseling sekitar 308.507, jumlah yang melakukan tes HIV 307.640. untuk perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) sampai dengan desember 2012, jumlah RS rujukan mencapai 249, jumlah satelit 89, jumlah yang masih menjalani ART 31.002. Pengendalian pencegahan penularan dari ibu ke anak (PPIA) sampai dengan september 2012, jumlah yang mendapatkan layanan 94, jumlah yang dites HIV 28.314, jumlah pasien yang positif 812 (2,9%), jumlah yang mendapatkan ARV sebanyak 685. Pasien dengan program terapi rumatan metanon (PTRM), jumlah yang menerima layanan 80, dengan jumlah pasien 2,457, jelas Menkes.
Berdasarkan Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) 2007 dan 2011, prevalensi HIV Pada tahun 2007 dan 2011, prevalensi HIV menurun pada penasun dari 52,4% menjadi 42,4%, waria turun dari 24,3% menjadi 23,2%, pada WPSL (wanita penjaja seks langsung) turun dari 9,8% menjadi 9,3%, dan WPSTL (wanita penjaja seks tak langsung) turun dari 4% menjadi 3,1%. Namun pada LSL (laki-laki seks dengan laki-laki) naik dari 5,3% menjadi 12,4%, dan pria potensial risti prevalensi HIV meningkat cukup tinggi dari 0,1% menjadi 0,7%.
Pengurangan dampak buruk layanan alat suntik steril (LASS), tahun 2005 berjumlah 17 layanan tahun 2012 meningkat menjadi 194 layanan, yaitu 160 di klinik dan rumah sakit, 34 di LSM, sedangkan pemberi metanon tahun 2005 ada 7 dan tahun 2012 ada 80, hal ini menunjukan peningkatan pelayanan dan prevalensi menurun.
Analisa KOHORT ART tahun 2004-2010 dari 147 RS (32 provinsi) di Indonesia, jumlah ODHA 22.969. Proporsi ODHA yang masih menerima ART setelah 12 bulan pengobatan mengalami peningkatan, dari 58,1% pada tahun 2004 menjadi 66,2% pada tahun 2010, yang berarti resistensi semakin baik walaupun jumlah klien penerima ARV bertambah. Sementara itu proporsi ODHA yang meninggal setelah 12 bulan pengobatan menurun, dari 27% tahun 2004 menjadi 14,8% tahun 2010, yang menunjukkan kualitas dari layanan PDP juga semakin baik seiring dengan bertambahnya jumlah penerima ARV.
Lebih lanjut, Dr. Cho Kah Sin (UNAIDS Country Director) menyampaikan, salah satu kemajuan dari Indonesia di bandingkan dengan negara lain, yaitu Indonesia tidak memberlakukan batasan perjalanan di negaranya sendiri bagi pasien HIV-AIDS, artinya Indonesia memberikan kebebasan perjalanan. Selain itu, Indonesia termasuk negara yang menetapkan program penguatan hukum yang menjamin pasien HIV-AIDS dalam akses pengobatannya.
Pada Layanan Komprehensif Berkesinambungan ketiga unsur utama yaitu layanan kesehatan (primer, sekunder dan tersier) termasuk layanan swasta maupun pemerintah, serta unsur koordinasi melalui KPAD dan unsur masyarakat termasuk LSM, Ormas, Organisasi keagamaan dan dukungan sebaya merupakan jejaring yang harus terkait bersama. Sehingga Continuum of Care mulai dari preventif, kuratif, rehabilitatif dapat terlaksana yang pada akhirnya diharapkan akan menurunkan prevalensi HIV/AIDS.
Total capaian program (kuantitatif) periode 2006-2012, untuk wanita pembeli seks (WPS) total pencapaian 152.203, laki-laki pembeli seks 393.908, penasun 83.945, warga binaan pemasyarakatan (WBP) 6,233, LSL 72,781, waria 14,826, ODHA 79,301, pekerja konstruksi 1.686, dan komunitas sekitar berjumlah 89.861.
Total capaian program (kuantitatif) periode 2006-2012, pencegahan dengan menggunakan kondom 3.059.954, pencegahan dengan menggunakan jarum suntik berjumlah 312.497. sedangkan capaian program layanan dan rujukan (KB, Kespro, IMS, KTS, MK, dll), layanan rujukan berjumlah 130.512.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline