Oleh Mediakom Edisi ke 78- Januari 2017
Moda transportasi menjadi salah satu penunjang tercapainya kesehatan masyarakat. hal tersebut disadari oleh Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto dengan menyediakan 48 unit mobil berlabel Dottoro’ta. “Program pertama yang saya bangun bukan membangun taman, karena orang sakit tidak akan sembuh dengan melihat taman. Harus kesehatan lebih dulu,” kata Danny, panggilan akrab Pomanto dalam acara “Refleksi Akhir Tahun Pemerintah Kota Makassar Tahun 2016”, Senin (19/12) seperti dikutip dari situs makassar.com. Pertimbangan prioritas kesehatan tersebut, menurutnya, diambil dari pengamatan fasilitas layanan publik yang memperlihatkan bahwa akses tersulit sebelumnya adalah kesehatan. Niatan memperbaiki pun dimulai dengan mencetuskan puluhan program inovatif kota. Khusus sektor kesehatan disediakan home care 24 jam yang terintegrasi dengan layanan telemedicine serta mobil home care Dottoro’ta. Impian sang wali kota supaya memiliki program layanan kesehatan ke rumah masyarakat 24 jam terealisasikan. Sebanyak puskesmas memiliki satu unit mobil yang dilengkapi dengan peralatan medis seperti USG dan EKG. Layanan mobil ini memungkinkan diagnosa dokter dilakukan di lapangan sehingga penanganan bisa dilakukan secara tepat.
Diagnosa juga dikirimkan melalui perangkat dan aplikasi teknologi dan masuk dalam catatan medis per warga yang terekam secara menyeluruh. Dengan program ini, masyarakat tidak selalu harus mendatangi pusat layanan kesehatan. Total, saat ini tersedia Dottoro’ta yang melayani 1,4 juta penduduk di 143 kelurahan. Semuanya terhubung dalam layanan online di 46 puskesmas. Kebermanfaatannya pun langsung dirasakan oleh warga Kota Angin Mamiri. Seperti yang dituturkan oleh warga Jongaya, Sitti Asrifah (45 tahun). Perempuan yang mengidap sakit jantung ini merasa terbantu dengan layanan Dottoro’ta. Di kala anakanaknya di luar rumah, berbekal telepon genggam, ia cukup menelpon call center Smart City Makassar 112. “Petugas menghubungkan dengan Puskesmas Jongaya dan Dottoro’ta datang beserta dokter serta perawat ke rumah. Pemeriksaan EKG cukup di rumah dan langsung terkirim hasilnya ke puskesmas,” jelas Sitti. Kadinkes Kota Makassar dr. Naisyah Tun Azikin mengakui keunggulan Dottoro’ta membuat kinerja tenaga kesehatan efektif. Lantaran Dottoro’ta ini dilengkapi dengan sejumlah obat, alat medis lainnya dan tabung oksigen. Bahkan dilengkapi dengan alat monitor kondisi pasien yang menghubungkan langsung ke dokter ahli melalui wall room. “Alat kontrol ini lengkap dengan GPS. Sehingga, pasien yang sudah ada di dalam mobil Dottoro’ta kondisinya bisa diketahui dokter,” jelas Naisyah. Ukuran kendaraan relatif minim sekira 1,4 meter memang sengaja dirancang sedemikian rupa agar jangkauan Dottoro’ta bisa menyentuh seluruh tipe pemukiman masyarakat, mulai dari lorong (gang) hingga ke permukiman elit dengan jalan lebar.
Disamping itu, desain mobil home care diharap mampu memberikan efek terapi kepada pasien begitu melihat mobil home care sudah merasa sehat. “Dengan homecare masyarakat tidak perlu lagi menumpuk di ICU karena dokter ke rumah. Kita maksimalkan front terdepan kita puskesmas. Selama ini kan orang malas ke puskesmas, langsung ke rumah sakit, menumpuklah orang disana, puskesmas kosong,” kata Naisyah. Visi kedepan program Makassar Home Care ini akan terintegrasi dengan program Smart Card. Kartu tersebut berisikan semua informasi tentang warga, termasuk rekam medis penyakit. Pertolongan pertama dari Makassar Home Care ini bisa jadi ujung tombak dari pelayanan kesehatan dan diagnosa awal dari pasien dengan cepat dan tepat dari Smart Card. Sehingga, imbuh Naisyah, ketika dibawa ke rumah sakit sudah bisa tertangani secara baik, kalau misalnya tertangani dengan baik, maka indikasi malpraktik tak terjadi lagi. “Tak ada penumpukan di ICU rumah sakit umum dan puskesmas pun bisa lebih dimaksimalkan dengan menggunakan system cluster berdasarkan area tempat tinggal,”cetus Naisyah.