Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Selasa, 07/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Hari Rabies Sedunia 2010

Rokom by Rokom
27 September 2010
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Tanggal 28 September oleh Aliance for Rabies Control dicanangkan sebagai Hari Rabies Sedunia, untuk pertama kali diadakan tahun 2006. Di Indonesia, peringatan Hari Rabies Sedunia pertama kali pada 4 November 2009 di Kab. Tabanan, Bali. Tahun 2010, akan diadakan lagi pada 12 Oktober di Kabupaten Badung, Provinsi Bali dengan tema ”Anjing Sehat, Keluarga Selamat”. Tujuannya untuk meningkatkan komitmen para pemimpin wilayah seperti Gubernur, Bupati/Walikota untuk melakukan tindakan pencegahan dan memutus rantai penularan rabies dari hewan kemanusia.

Hal itu disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P. berkaitan dengan peringatan Hari Rabies Sedunia besok.

Menurut Dirjen P2PL, penyakit rabies atau penyakit anjing gila, merupakan penyakit yang bersifat fatal atau selalu diakhiri dengan kematian bila tidak ditangani dan diobati dengan baik. Penyakit ini ditularkan oleh gigitan hewan penular rabies (HPR).

Hewan yang dapat menularkan rabies adalah anjing, kucing, kera, dan kelelawar. Sapi, kambing dan domba dapat menderita apabila digigit oleh hewan penular rabies. Di Indonesia 98 % kasus rabies ditularkan akibat gigitan anjing dan 2 % adalah akibat gigitan kucing dan kera.

“Pertolongan pertama yang dapat dilakukan setelah digigit HPR yaitu mencuci luka dengan sabun/deterjen menggunakan air mengalir selama 10 – 15 menit, kemudian diberikan desinfektan atau antiseptik. Segera berobat ke Puskesmas/Rabies Center atau sarana kesehatan lainnya untuk mendapatkan pertolongan dan pengobatan selanjutnya”, ujar Dirjen P2PL.

Gejala rabies pada manusia biasanya diawali dengan demam, nyeri kepala, sulit menelan, hipersalivasi, takut air, peka terhadap rangsangan angin dan suara, kemudian diakhiri dengan kematian.

Di Indonesia, penyakit ini endemis di 24 propinsi di Indonesia, dengan kasus Lyssa (rabies pada manusia) tertinggi adalah Provinsi Bali, Sumatera Utara, Maluku, NTT. Sedangkan 9 provinsi lainnya masih dinyatakan sebagai daerah bebas rabies yaitu Provinsi Bangka Belitung, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Papua dan Papua Barat.

Di dunia, kasus kematian akibat rabies yaitu Asia 50.000 kematian per tahun, India 20.000-30.000 kematian per tahun, China rata-rata 2.500 kematian per tahun, Vietnam 9.000 kematian per tahun, Filipina 200 – 300 kematian per tahun dan Indonesia selama 4 tahun terakhir rata-rata sebanyak 143 kematian per tahun.
Dirjen P2PL menambahkan, di Indonesia rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884, dan kasus rabies pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat. Jadi penyakit ini sudah ada di Indonesia sejak lama.

Menurut Prof. Tjandra, selama 3 tahun terakhir (2007 – 2009) tercatat di Kementerian Kesehatan, sebanyak 87.084 kasus gigitan hewan penular rabies, 63.974 kasus diantaranya mendapat Vaksin Anti Rabies (73,46 %) dan 421 orang positif rabies (angka kematian 100%).

Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies terjadi pada tahun 2005 di Prov. Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Barat. Prov Banten pada akhir tahun 2007. Pada November 2008, Provinsi Bali yang semula bebas rabies dilaporkan terjadi kematian karena rabies di Kabupaten Badung dan kemudian menyebar ke kabupaten lainnya. Pada tahun 2010 bulan September telah dilaporkan 41.453 kasus gigitan hewan penular rabies, 37.824 (86,6 %) yang mendapat VAR, dan 61 orang meninggal dengan gejala klinis rabies yang berasal dari 7 Kab/Kota, ujar Prof. Tjandra.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium BBVet Denpasar ditemukan sebanyak 276 spesimen positif rabies yang berasal dari 8 kabupaten/kota yaitu Karangasem, Bangli, Denpasar, Gianyar, Klungkung, Badung, Tabanan dan Jembrana.

Upaya pengendalian rabies telah dilaksanakan oleh dua sektor yang bertanggungjawab yaitu sektor Peternakan untuk penanganan pada hewan penular dan pengawasan lalu lintasnya, serta sektor Kesehatan untuk penanganan kasus gigitan pada manusia dan penderita rabies (lyssa). Kedua sektor tersebut bekerjasama dibawah koordinasi Departemen Dalam Negeri dalam wadah Tim Koordinasi (TIKOR) Rabies.

Pada tahun 2010 pengendalian rabies di Indonesia antara lain penyediaan VAR, pelatihan bagi para petugas kesehatan di 24 Provinsi, pembuatan buku pedoman dan media penyuluhan rabies , Workshop serta Advokasi. Disamping itu upaya yang telah dilakukan di Bali yaitu membentuk Rabies Center (43 buah), pelatihan bagi petugas kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit) di seluruh Kab/Kota di Bali (9 Kab/Kota), penyediaan VAR manusia yaitu Pusat dan WHO sebanyak 6.861 kuur (27.484 vials), Provinsi sebanyak 19.469 kuur (77.876 vials), Kab/Kota sebanyak 11.627,5 kuur (46.510 vials). Selain itu, workshop dan pertemuan TIKOR Pengendalian Rabies, meningkatkan capacity building petugas dengan mengikuti pelatihan-pelatihan di luar negeri, serta pembuatan buku pedoman dan media penyuluhan rabies.

Serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Rabies sedunia antara lain vaksinasi massal pada anjing, penyediaan media promosi kesehatan, advokasi, press conference dan media visit mengikuti vaksinasi massal pada anjing di Bali, sosialisasi dan sweeping terbatas pada kasus-kasus gigitan di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.

Tiga pesan utama peringatan Hari Rabies Sedunia:

  1. Hindari Gigitan Anjing
    Kandangkan anjing dan lindungi anak-anak dari risiko tergigit anjing
  2. Pertolongan pertama pada gigitan HVR
    1. Cuci luka dengan sabun/deterjen menggunakan air mengalir selama 10 – 15 menit,
    2. Berikan desinfektan atau antiseptik,
    3. Segera berobat ke Puskesmas/Rabies Center atau sarana kesehatan lainnya untuk mendapatkan pertolongan dan pengobatan
  3. Pemeliharaan Kesehatan Anjing Anda
    Periksakan dengan rutin ke dokter hewan dan vaksinasi.
ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

RSCM Masuk Peringkat 36 The Most Reputable Academic Medical Center 2023

7 Februari 2023
blank

Kemenkes Kejar Target Semua RS Bisa Layani Pasien Kanker

7 Februari 2023
blank

Dukung Peningkatan Layanan Jantung Anak di Indonesia, IDAI-PERKI Tandatangani MoU

6 Februari 2023
blank

Deteksi Dini Stroke, RS PON Hadirkan Layanan Unggulan Brain Check Up

7 Februari 2023
blank

Kasus Baru Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipatif

6 Februari 2023
blank

Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi ini

7 Februari 2023
Next Post
blank

Menkes Buka Kongres ANCLS dan Rakernas ILKI

blank

Indonesia Bebas Pasung

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.