Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, dr. Ratna Rosita Hendardji, MPHM memberi perhatian serius terkait munculnya kembali kasus flu burung di Indonesia.
Sesjen mengingatkan masyarakat, segera mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan dan mencari perawatan dokter jika mulai mengalami panas tinggi hingga 38oC atau lebih, demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, dan secara sengaja atau tidak bersinggungan dengan unggas (cairan maupun kotoran).
Saat ini, sudah banyak rumah sakit yang sudah dilengkapi dengan ruang isolasi khusus untuk Avian Influenza (AI). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 414/Menkes/SK/IV/2007 tanggal 10 April 2007, telah ditetapkan 100 rumah sakit rujukan penanggulangan Flu Burung, terdapat di 31 Provinsi di Indonesia, ujar Sesjen.
Di wilayah Pulau Sumatera, terdapat 29 RS rujukan Flu Burung, yaitu: RSU Dr. Zainoel Abidin dan RSU Cut Meutia Lhokseumawe, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam; RSU H. Adam Malik Medan, RSU Kabanjahe, RSU Pematang Siantar, RSU Tarutung, RSU Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara; RSU Dr. M. Jamil Padang, RSU Dr. Achmad mochtar, provinsi Sumatera Barat; RSU Arifin Ahmad Pekanbaru, RSU Kab. Karimun, RSU Tanjung Pinang, RSU Puri Husada, RSU Dumai, Provinsi Riau; RS Otorita Batam, Provinsi Kepulauan Riau; RSU Raden Mattaher, Provinsi Jambi; RSU DR. M. Hoesin Palembang, RSU Lubuk Linggau, RSU Kayu agung, RSD Kab. Lahat, Provinsi Sumatera Selatan; RSU Tanjung Pandan, RSU Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung; RsU Dr. M. Yunus, RSU Arga Makmur, RSU Manna, Provinsi Bengkulu; RSU Abdul Moeloek, RSU Kalianda, RSU Mayjen HM Ryacudu, RSU Ahmad Yani, Provinsi Lampung.
Di wilayah Pulau Jawa, terdapat 32 RS rujukan flu burung, yaitu: RSPI Dr. Sulianti Saroso, RSU Persahabatan, dan RSPA Gatot Subroto, Provinsi DKI Jakarta; RSU Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSU Dr. Slamet Garut, RSU Gunung Jati Cirebon, RSTP Dr. H.A. Rotinsulu Bandung, RSU R. Syamsudin Sukabumi, RSU Indramayu, RSU Subang, Provinsi Jawa Barat; RSU Serang, RSU Tanggerang, Provinsi Banten; RSU Dr. Kariadi Semarang, RSU Dr. H. Soewondo, RSU Dr. Moewardi, RSU Banyumas, RSU Kudus, RSU Dr. H RM Soeselo W. Slawi, RSU Pekalongan, RSU Tidar Magelang, RSU Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, RSU Dr. Suraji Tirtonegoro, Provinsi Jawa Tengah; RSU Dr. Soetomo, RSU Dr. Saiful Anwar, RSU Dr. Soebandi, RS Dr. R Koesma Tuban, RS Dr S Djatikoesoemo, RS Pare, RS Blambangan Banyuwangi, RS Dr Soedono, Provinsi Jawa Timur; RSU Dr. Sardjito dan RSU Panembahan Senopati Bantul, Provinsi DI Yogyakarta;
Selanjutnya, 9 RS rujukan flu burung terdapat di kawasan Bali dan Nusa Tenggara, yaitu: RSU Sanglah Denpasar, RSU Tabanan, RSU Sanjiwani Gianyar, provinsi Bali; RSU Mataram, RSU Raba Kab. Bima, RSU Dr. R Sudjono, RSU Praya, Provinsi NTB; RSU Prof. Dr. WZ Johanes dan RSU Dr TC Hillers, Provinsi NTT.
Di wilayah Pulau Kalimantan, terdapat 13 RS rujukan flu burung, yaitu: RSU Dr. Sudarso Pontianak, RSU Dr. Abdul Aziz Singkawang, RSU Sintang, provinsi Kalimantan Barat; RSU Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya, RSU Dr. Murjani Sampit, Provinsi Kalimantan Tengah; RSU Ulin, RSU H Boejasin Pelaihari, Provinsi Kalimantan Selatan; RSU Tarakan, RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, RSU H A Wahab Sjaranie Samarinda, RSU Kota Bontang, RSU Panglima Sebaya, RSU Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Timur.
Di wilayah Pulau Sulawesi, terdapat 16 RS rujukan flu burung, yaitu: RSU Prof. DR. RD Kandou, RSU Dr. Sam Ratulangi, Provinsi Sulawesi Utara, RSU Undata Palu, RSU Luwuk, RS Mokopido Toli-toli, RSU Kolonedale, Provinsi Sulawesi Tengah; RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSU Andi Makkasau Pare-pare, RSU Lakipadada Tana Toraja, RS Islam Faisal Makassar, RS Akademis jaury, RSU Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan; RSU Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara; RSU Dr. M. Haulussy Ambon, Provinsi Maluku; RSU Chasan Basoeri Ternate, Provinsi Maluku Utara; dan RSU Prof. Dr. H. Aloei Saboe, Provinsi Gorontalo.
Selanjutnya, terdapat 1 RS rujukan flu Burung di wilayah Papua, yaitu RSU Jayapura.
Saat ini, terdapat 10 RS yang sudah dilengkapi ruang isolasi bertekanan negatif. Pemilihan 10 rumah sakit ini dengan mempertimbangkan endemisitas daerah tersebut terhadap kasus Flu Burung. Saat ini, sudah siap 2 rumah sakit, yaitu RSU Tangerang dan RSUP Persahabatan.
Sesjen meminta agar dokter-dokter di Puskesmas, rumah sakit, dan klinik-klinik swasta kembali melakukan pelatihan anamnesa khusus flu burung.
“Gejala klinis AI sama seperti gejala flu biasa. Perlunya anamnesa yang lebih sensitif untuk mengetahui apakah pasien memiliki riwayat kontak dengan unggas, atau terdapat unggas di sekitar tempat tinggalnya”, tandas Sesjen.
Hal lainnya adalah Tamiflu perlu didistribusikan kepada dokter-dokter agar dapat segera diberikan kepada pasien yang terindikasi. Ketersediaan stock Tamiflu menjadi penting, karena harus dapat memenuhi kebutuhan di setiap daerah.
Pernyataan ini diperkuat oleh keterangan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Dra. Sri Indrawaty, Apt. MKes, bahwa buffer stock obat flu burung (oseltamivir) masih tersedia di Pusat.
“Saat ini tersedia sejumlah 1.395.000 kapsul dengan expired date (ED) masing-masing sebagai berikut: 54.000 kapsul dengan ED Juni 2012; 510.200 kapsul dengan ED Desember 2013; 831.600 kapsul dengan ED Desember 2014; dan rencana pengadaan 540.000 kapsul di tahun 2012 agar buffer pusat tetap berjumlah 1.000.000 kapsul”, jelas Dirjen Binfar dan Alkes.
Pada tahun 2011, telah dikirim rata-rata 100.000 kapsul per Provinsi dengan tanggal kadaluarsa tahun 2013. Tahun ini, direncanakan kembali pengiriman 100.000 kapsul ke setiap Provinsi.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id.