Walaupun telah banyak kemajuan yang dicapai dalam pengendalian Tuberculosis (TB) di Indonesia, tantangan masalah TB ke depan tidak semakin ringan. Tantangan tersebut di antaranya berupa meningkatnya koinfeksi TB HIV, kasus Tuberculosis Multi Drug Resistance (TB MDR), kelemahan manajemen dan kesinambungan pembiayaan program pengendalian TB. Sementara itu, walaupun jumlahnya sudah berhasil ditekan, tetapi kasus dan kematiannya masih cukup banyak.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE pada Pertemuan Nasional Monitoring & Evaluasi TB Nasional di Surakarta (25/01/12).
Ada empat hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yaitu mengevaluasi pelaksanaan program tahun lalu serta rencana mendatang; Mewujudkan win the battle and win the war, artinya keberhasilan program nasional ditentukan dari keberhasilan pada lingkup terkecil di masyarakat, sehingga dalam waktu singkat, masyarakat dapat melihat manfaat langsung dari program pengendalian TB; Menggali inovasi bidang TB di Indonesia, baik dalam hal peran serta masyarakat, penemuan kasus, pengobatan, aspek sosial ekonomi, dan lain-lain; serta menyampaikan semua capaian secara terprogram baik kepada masyarakat luas melalui berbagai media massa.
Menurut Dirjen PP dan PL, dalam kurun waktu satu dasawarsa, Indonesia telah berhasil menurunkan insidens, prevalens, dan angka kematian TB. Angka insiden TB berhasil diturunkan sebesar 45% yaitu dari 343 (1990) menjadi 189 (2010) per 100.000 penduduk. Selanjutnya, angka prevalensi diturunkan sebesar 35% yaitu dari 443 (1990) menjadi 289 (2010) per 100.000 penduduk. Sementara angka kematian akibat TB berhasil diturunkan sebesar 71% yaitu dari 92 (1990) menjadi 27 (2010) per 100.000 penduduk.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, beberapa program terobosan akan dilaksanakan pada tahun 2012, antara lain pengetahuan dan pelaksanaan TB pada proses Akreditasi Rumah Sakit, Surat Tanda Register (STR), Surat Izin Praktik (SIP) oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI); Penggunaan Rapid Diagnostic Test dalam Pemeriksaan TB melalui implementasi metode Line Probe Assay (LPA) HAIN test; Penggunaan 17 Gen Expert secara bertahap; Penetapan dan pelaksanaan Laboratorium National Tuberculosis Referral Laboratory; Kerjasama dengan asuransi kesehatan dengan penggagasan penerapan standar pengobatan TB dengan DOTS bagi seluruh pasien TB; Pengajuan Prakualifikasi Obat TB ke WHO untuk Kimia Farma, IndoFarma, Phapros; Penyusunan exit strategy program pengendalian TB untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana donor; Inisiasi penerapan tes tuberkulin untuk mendukung diagnosis TB pada anak; dan Inisiasi pengobatan profilaksis INH bagi ODHA.
Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan dalam upaya Pengendalian TB di Indonesia pada 2011, diantaranya Public-Private Mix layanan DOTS pada kelompok Dokter Praktik Swasta;Penguatan jejaring Layanan TB di Rumah Sakit; Pengembangan RS rujukan layanan TB MDR pada 5 RS; Implementasi elektronik TB manager pada 5 RS rujukan layanann TB MDR; Penguatan dan penerapan kebijakan satu pintu secara nasional pada manajemen logistik OATTB; Sertifikasi 5 laboratorium kultur dan Drug Susceptibility Test (DST) oleh WHO dan Institute of Medical & Veterinary Science (IMVS) Adelide Australia; dan Kolaborasi dengan perkumpulan pasien dan penguatan peran pasien dalam pengendalian TB.
“Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan penting di dunia dan di Indonesia. TB juga merupakan salah satu indikator keberhasilan MDGs yang harus dicapai oleh Indonesia, yaitu menurunnya angka kesakitan dan kematian menjadi setengahnya di tahun 2015”, tandas Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id.