Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 27/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Penanganan Penyakit di AS oleh Central of Disease Control (CDC)

Rokom by Rokom
26 Maret 2012
Reading Time: 2 mins read
A A
1
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

blank

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama melakukan kunjungan ke Markas Central of Disease Control (CDC) Amerika Serikat pada 22 – 23 Maret 2012.

Dalam laporannya Prof. Tjandra menyampaikan, CDC adalah suatu badan sejenis Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit di Indonesia. CDC didirikan pada tahun 1946, merupakan satu-satunya kantor kesehatan pemerintah Amerika Serikat yang lokasinya di luar area Washington CDC. Kantor CDC didirikan di Atlanta negara bagian Georgia dengan 15.000 orang pegawai ini terletak di kawasan selatan dari negara Amerika Serikat karena pada tahun 1946-an malaria jadi masalah kesehatan penting di daerah Selatan Amerika. Sekarang memiliki sekitar

CDC mempunyai semacam kebijakan strategik yaitu 1) Memperkuat surveilans epidemiologi dan laboratorium; 2) Center of global health; 3) Kerja melalui negara bagian dan pemerintah lokal.

CDC dibagi menjadi 7 kegiatan, salah satunya menangani penyakit menular adalah “Office of Infectious Diseases”, yang terdiri dari 3 bagian: 1) Emerging Infectious Diseases & zoonosis; 2) HIV, Sexually Transmitted Diseases, Hepatitis, TB; 3) Imunisasi, penyakit paru & pernapasan.

Prof. Tjandra menyebutkan, beberapa perbedaan antara kegiatan CDC di Amerika Serikat dan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit di Indonesia adalah: pertama, Kegiatan Epidemiologi dan Laboratorium dikerjakan oleh CDC, di Indonesia kegiatan Epidemiologi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan kegiatan Laboratorium oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Perbedaan kedua, di Amerika Serikat, kegiatan laboratorium yang dikerjakan CDC lebih ke applied research dan diseases burden, sementara kegiatan laboratorium yang dikerjakan NIH (yang di Indonesia adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) lebih ke ilmu dasar.

Yang ketiga, semua infeksi di Amerika Serikat di berbagai jenis pelayanan kesehatan merupakan ruang lingkup kerja CDC, termasuk infeksi di RS.

Selanjutnya keempat: kegiatan seperti Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dikerjakan oleh CDC. Pertanyaan diajukan oleh masing-masing program yang menangani penyakit tertentu di CDC. Pertanyaan bisa berbeda di negara bagian tertentu, misalnya West Nile ditanya mengenai virus di Missisipi sedangkan pertanyaan mengenai dampak badai oleh negara bagian lain. Di Indonesia kegiatan Riskesdas ditangani oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Sementara itu, lanjut Prof. Tjandra, jika ada Kejadian Luar Biasa terjadi di salah satu daerah di Amerika Serikat maka penanganannya adalah ditangani dulu oleh negara bagian, baik dari sudut epidemiologi dan laboratorium, kemudian negara bagian bisa menghubungi CDC untuk konsultasi atau minta bantuan. Kalau diperlukan maka CDC mengirim staf ke negara bagian yang sedang mengalami KLB. Jika KLB mengenai beberapa negara bagian sekaligus maka CDC dapat langsung turun tangan ke lapangan. Pemeriksaan laboratorium terhadap sampel di lapangan pada saat KLB dikerjakan oleh laboratorium negara bagian masing-masing, dan dapat juga oleh laboratorium CDC langsung. CDC juga bekerjasama dengan asosiasi laboratorium dan juga asosiasi ahli surveilans epidemiologik

Prof. Tjandra mengatakan, kunci penting untuk mengatasi berbagai kegiatan penanganan penyakit menular (baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia) adalah koordinasi yang baik antar berbagai badan yang menangani penyakit menular.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili: (021) 52960661; 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567, atau e-mail kontak@depkes.go.id.

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Waspada, 4 Masalah Gizi ini Berisiko Anak jadi Stunting

27 Januari 2023
blank

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%

25 Januari 2023
blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
blank

Masyarakat Diminta Segera Booster Kedua COVID-19

25 Januari 2023
blank

Protein Hewani Efektif Cegah Anak Alami Stunting

21 Januari 2023
blank

HGN 63: Protein Hewani Cegah Stunting

21 Januari 2023
Next Post
blank

Kegiatan Penanganan Influenza dan Imunisasi di CDC

blank

Pasangan Suami Istri Tersambar Petir di Makassar

Comments 1

  1. blank deni oktaviano says:
    4 tahun ago

    makasih admin artikelnya sangat membantu

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.