Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 28/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Keberhasilan Upaya Pengendalian TB Ditentukan oleh Dukungan Semua Pihak dan Seluruh Lapisan Masyarakat

Rokom by Rokom
01 April 2012
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line
blank
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE saat memberikan keterangan kepada sejumlah pers, usai membuka acara pada Seminar Hari TB Sedunia 2012 di Jakarta (31/3/12). Foto: Pusat Komunikasi Publik @ 2012 (LY)

Keterlibatan semua pihak dalam pengendalian TB sangat penting. Pengendalian suatu penyakit atau suatu masalah kesehatan hanya mungkin berhasil jika Pemerintah melibatkan semua pihak bersama seluruh lapisan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Menkes RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE saat membuka acara pada Seminar Hari TB Sedunia 2012, Sabtu, 31 Maret 2012 di Jakarta.

Jika dibandingkan data tahun 1990 dengan data tahun 2010, maka Indonesia telah berhasil: (1) menurunkan insidens TB sebesar 45%, yaitu dari 343 per 100.000 penduduk menjadi 189 per 100.000 penduduk, (2) menurunkan prevalens TB sebesar 35%, yaitu dari 443 per 100.000 penduduk menjadi 289 per 100.000 penduduk, dan (3) menurunkan angka kematian TB sebesar 71%, yaitu dari 92 per 100.000 penduduk menjadi 27 per 100.000 penduduk, kata Menkes.

Menkes menambahkan, angka penemuan kasus TB tahun 2010 mencapai 78,3% dan tahun 2011 82,20%. Sedangkan, keberhasilan pengobatan TB tahun 2010 mencapai 91,2%.

”Seluruh keberhasilan ini dapat kita capai berkat dukungan semua pihak di jajaran Pemerintahan, baik di Tingkat Pusat maupun di Tingkat Daerah, dukungan organisasi profesi, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi internasional serta dukungan seluruh lapisan masyarakat”, ujar Menkes.

Menkes mengatakan, dewasa ini pengendalian TB di Tanah Air menghadapi berbagai tantangan yang dapat berdampak pada bertambahnya lagi penderita TB yaitu meningkatnya: 1) kesenjangan ekonomi, 2) jumlah penduduk usia lanjut, 3) jumlah penderita HIV dan koinfeksi TB-HIV, 4) jumlah penderita MDR TB, 5) penderita Diabetes Mellitus dan 6) orang yang merokok. Oleh karena itu promosi tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS dan penyebarluasan informasi tentang pencegahan TB harus ditingkatkan.

Menkes menyebutkan, Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait juga melaksanakan sepuluh langkah untuk menyikapi berbagai tantangan tersebut. Kesepuluh langkah tersebut dimulai pada tahun 2012 dan mencakup: 1) dimasukkannya pengetahuan dan pelaksanaan pengendalian TB pada proses akreditasi rumah sakit, dalam proses memperoleh Surat Tanda Register/Surat Ijin Praktik Dokter oleh Ikatan Dokter Indonesia dan pada proses mendapatkan Surat Ijin Praktik Apoteker oleh Ikatan Apoteker Indonesia; 2) Penggunaan Rapid Diagnostic Test pada pemeriksaan TB; 3) Penggunaan 17 gen expert bertahap; 4) Penetapan Laboratorium Rujukan TB Nasional; 5) Penerapan standar pengobatan TB dengan DOTS pada peserta jaminan kesehatan-bekerjasama dengan Jamsostek, Jamkesmas dan Jamkesda; 6) Pengajuan pra kualifikasi obat TB produksi Indonesia ke WHO; 7) Penyusunan Exit Strategy bantuan luar negeri; 8) Pelaksanaan Survei Nasional Prevalensi TB; 9) Penerapan tes tuberkulin untuk mendukung diagnosis TB anak, dan 10) Inisiasi profilaksis INH bagi orang dengan HIV AIDS.

Dalam sambutannya Menkes juga menyebutkan, titik berat dari Pembangunan Kesehatan tahun 2010-2014 adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu termasuk pelayanan pengobatan TB. Sejak lima tahun yang lalu, Pemerintah juga telah melaksanakan Program Jamkesmas yang menjamin pelayanan kesehatan bagi 76,4 juta masyarakat miskin dan hampir miskin di seluruh Tanah Air. Sementara itu, perhatian khusus diberikan pula pada Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Terluar (DTPK) dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan.

Dengan demikian, diharapkan hambatan sosial ekonomi dan hambatan geografi dalam akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, termasuk pengobatan TB benar-benar dapat diatasi. Bahkan, sesuai amanat Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS, maka pada 1 Januari 2014, pelaksanaan jaminan kesehatan di Indonesia akan memasuki tahap universal coverage yaitu tahap dimana seluruh penduduk Indonesia akan mendapat jaminan kesehatan.

”Pemerintah telah menyediakan sarana pemeriksaan dan pengobatan TB di seluruh Indonesia, baik di Puskesmas, di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) maupun di Rumah Sakit. Seluruh biaya pengobatan TB di fasilitas kesehatan Pemerintah dijamin oleh Pemerintah”, tegas Menkes.

Menkes berharap, langkah-langkah yang ditempuh Kementerian Kesehatan mendapat dukungan seluruh stakeholders pengendalian TB di seluruh Tanah Air baik di Tingkat Nasional maupun di Tingkat Lokal. Sebab, keberhasilan semua upaya Pemerintah ditentukan oleh dukungan semua pihak dan seluruh lapisan masyarakat.

Pada kesempatan tersebut tidak lupa Menkes menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung Pemerintah dalam Pengendalian TB di seluruh Tanah Air.

Slogan peringatan hari TB sedunia tahun 2012 adalah Jangan Biarkan TB Ada di Hidupku. Slogan ini mengingatkan bahwa TB dapat dideteksi, diobati, dan disembuhkan dengan minum obat sampai tuntas. Slogan ini sangat relevan dengan upaya untuk mengendalikan TB dan membebaskan Indonesia dari TB.

Senada dengan hal tersebut, saat memberikan plennary lecture, Dirjen PP dan PL Kemenkes, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyatakan terdapat 7 strategi pengendalian TB, yaitu 1) Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS) bermutu; 2) Tantangan yang lebih besar dengan munculnya TB-HIV, Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB), dan TB pada anak; 3) Keterlibatan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan; 4) Pemberdayaan masyarakat; 5) Penguatan sistem kesehatan; 6) Komitmen pemerintah pusat dan daerah; serta 7) Penelitian dan pengembangan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id.

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Waspada, 4 Masalah Gizi ini Berisiko Anak jadi Stunting

27 Januari 2023
blank

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%

25 Januari 2023
blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
blank

Masyarakat Diminta Segera Booster Kedua COVID-19

25 Januari 2023
blank

Protein Hewani Efektif Cegah Anak Alami Stunting

21 Januari 2023
blank

HGN 63: Protein Hewani Cegah Stunting

21 Januari 2023
Next Post
blank

Bersatu Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis

blank

Dirjen P2PL membuka Seminar Hari TB Sedunia 2012

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.