Guna menyukseskan pencapaian komitmen global (MDGs) tahun 2015, salah satu target utama adalah menurunkan angka kesakitan/kematian ibu dan anak, serta pengendalian penyakit infeksi (HIV /AIDS, TB, Malaria) termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Oleh karena itu, program imunisasi merupakan salah satu program prioritas intervensi kesehatan masyarakat dalam usaha melindungi anak dari kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Sejak mulai dilaksanakannya program imunisasi hingga sekarang, terlihat kemajuan yang signifikan sehingga berdampak pada penurunan kejadian PD3I. Saat ini, 7 diantara 11 negara anggota regional SEARO sudah mencapai target cakupan nasional DPT3 90%, sesuai dengan yang tertera pada Global Immunization Vision Strategy (GIVS). Namun, masih ada sekitar 23,5 juta anak di dunia yang belum mendapatkan imunisasi DPT3 pada tahun pertama hidupnya dan diperkirakan sekitar 10 juta dari kelompok rawan ini yang tinggal di regional SEARO.
Upaya menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat PD3I sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di semua Desa/Kelurahan yang diukur dengan cakupan Universal Child Immunization (UCI). UCI adalah suatu kondisi dimana 80% bayi yang ada disuatu desa telah mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang meliputi Hepatitis B 1 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT-HB 3 kali dan Campak 1 kali.
Demikian disampaikan Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Kemenkes RI, Dr. H. Andi Muhadir, MPH dalam presentasinya pada kegiatan Temu Media, Jumat siang (27/4) di Kantor Kemenkes, Jakarta.
“Target kita pada 2014, harus merata tercapai 80% UCI sampai di tingkat desa. Artinya, sebanyak 80% anak-anak yang merayakan ulang tahun pertamanya di desa tersebut, harus sudah memperoleh imunisasi lengkap, agar dapat memutuskan mata rantai penularan PD3I”, ujar Dr. Andi.
Dr. Andi menjelaskan, berdasarkan analisa cakupan imunisasi rutin tersebut, Pemerintah Indonesia bersama-sama dengan negara-negara Regional Asia Tenggara sepakat untuk menjadikan Tahun 2012 sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau Intensification of Routine Immunization (IRI).
Menurut Dr. Andi, hal ini sejalan dengan strategi dalam upaya percepatan pencapaian UCI yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2010 lalu, yaitu melalui suatu Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional UCI (GAIN UCI) yang bertujuan meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan imunisasi sampai keseluruh desa di Indonesia.
“Strategi ini diambil, karena program imunisasi baru efektif jika 100% desa di seluruh Indonesia sudah mencapai UCI sehingga kantong-kantong daerah yang potensial menjadi KLB dapat dihilangkan”, tegas Dr. Andi.
Lebih lanjut, Dr. Andi menyampaikan upaya percepatan yang dimaksud merupakan penguatan pelaksanaan imunisasi rutin melalui: Penguatan kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) untuk memetakan setiap wilayah berdasarkan cakupan, analisa masalah dan menyusun langkah-langkah tindak lanjut ; Penyiapan sumber daya yang dibutuhkan termasuk tenaga, logistik, biaya dan sarana pelayanan; Pemberdayaan masyarakat melalui LSM/Organisasi Masyarakat, TOGA, TOMA, aparat desa dan kader; dan Pemerataan jangkauan terhadap semua Desa/Kelurahan khususnya pada desa/kelurahan sulit atau tidak terjangkau pelayanan.
“Kita ingin generasi penerus bangsa ini adalah generasi yang kuat, tangguh dan sehat. Generasi depan harus lebih baik dari generasi yang ada saat ini. Oleh karena itu perlu diberikan perlindungan-perlindungan, salah satunya dengan program imunisasi. Imunisasi adalah upaya paling pencegahan yang paling cost-effective, dapat melindungi diri sendiri juga orang di sekitarnya”, tandas Dr. Andi.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id