Seperti kita ketahui, pembangunan kesehatan Indonesia saat ini menghadapi beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih menjadi masalah, bahkan beberapa penyakit menular yang semula dapat dikendalikan kini mulai bermunculan kembali di masyarakat. Di lain pihak, terjadi peningkatan jumlah kasus dan kematian akibat penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, Stroke, Kanker, Diabetes mellitus, Asma, Penyakit paru obstruktif kronik, dan penyakit kronik dan degeneratif lainnya, seperti Osteoporosis.
WHO menyebutkan sekitar 200 juta orang menderita Osteoporosis diseluruh dunia. Pada tahun 2050, diperkirakan angka patah tulang pinggul akan meningkat 2 kali lipat pada wanita dan 3 kali lipat pada pria.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada kegiatan Temu Media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta (12/10), terkait peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2012 yang jatuh pada 20 Oktober mendatang.
Prof. Tjandra menyebutkan, data Perosi (2006) menyatakan bahwa prevalensi Osteoporosis pada wanita Indonesia, terjadi peningkatan dari 23% pada usia 50 hingga 80 tahun, menjadi 53% pada usia 70 hingga 80 tahun.
“Angka prevalensi ini cukup tinggi dibanding dengan negara lain di Asia”, ujar Prof. Tjandra.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010, angka insiden patah tulang paha atas tercatat sekitar 200/100.000 kasus pada wanita dan pria diatas usia 40 tahun diakibatkan Osteoporosis. WHO menunjukkan bahwa 50% patah tulang paha atas ini akan menimbulkan kecacatan seumur hidup dan menyebabkan angka kematian mencapai 30% pada tahun pertama akibat komplikasi imobilisasi. Data ini belum termasuk patah tulang belakang dan lengan bawah serta yang tidak memperoleh perawatan medis di Rumah Sakit.
“Penting disadari Osteoporosis dapat menimbulkan beban, tidak hanya bagi penderita juga bagi keluarga. Oleh karena itu pencegahan sejak dini perlu menjadi perhatian”, kata Prof. Tjandra.
Menurut Prof. Tjandra, pencegahan Osteoporosis dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko Osteoporosis. Sementara itu, peningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah Osteoporosis secara dini dapat dilakukan dengan memperhatikan pola makan sehat dengan menjaga komposisi protein, kalsium dan vitamin D; melakukan aktifitas; terpapar sinar matahari; tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
“Kejadian Osteoporosis dapat dicegah melalui Perilaku CERDIK: Cek Kesehatan secara berkala; Enyahkan Asap Rokok; Rangsang Aktifitas Fisik paling tidak 30 menit 3 kali seminggu, berjalan kaki 10.000 langkah per hari; Diet Sehat dan Seimbang terutama yang mengandung Kalsium dan Vitamin D, tidak mengkonsumsi rokok dan alkohol serta terpapar sinar matahari pagi; Istirahat cukup; dan Kelola Stres”, tambah Prof. Tjandra.
Kementerian Kesehatan RI secara sinergis telah bekerjasama dengan Perosi, Perwatusi dan Fonterra Brands Indonesia, untuk pencegahan Osteoporosis. Kerjasama ini bertujuan untuk memperluas cakupan edukasi Osteoporosis maupun pelaksanaannya hingga ke masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), dr. Siti Annisa Nuhonni, SpKFR(K), menjelaskan Kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh adalah 1000mg untuk usia 19-50 tahun, dan 1200mg untuk usia diatas 50 tahun.
“Tahun ini aktivitas fisik diperluas dengan menambah unsur tarian yaitu osteo dance untuk melengkapi senam Osteoporosis dan jalan kaki 10.000 langkah. Penambahan unsur dance ini bertujuan untuk menjangkau generasi muda agar turut tergerak melakukan pencegahan saat usia muda”, terang dr. Nisa.
Perosi bekerjasama dengan WHO telah berhasil membuat Fracture Risk Asessment Tool (FRAX) untuk Indonesia yang telah resmi dioperasionalkan pada 27 April 2012. Dengan adanya FRAX Indonesia, setiap dokter akan dapat memprediksi kejadian patah tulang sepuluh tahun ke depan pada pasien, dengan mengisi data isian lembar FRAX melalui internet. Hal inilah yang akan segera disosialisasikan oleh Perosi melalui Pertemuan Ilmiah Nasional Perosi pada tanggal19-20 Oktober 2012 mendatang kepada para dokter di Indonesia. Dengan demikian prediksi patah tulang pada orang Indonesia usia diatas 40 tahun, dapat diketahui sejak dini.
Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi), Anita Errol U Hutagalung, menyampaikan bahwa Perwatusi secara aktif menggerakkan masyarakat melalui klub-klub senam, bekerja sama dengan Perosi dan mitra swasta dengan berfokus pada pelatihan instruktur senam termasuk didalamnya guru TK, guru olahraga SD, SMP, SMA, dan juga bekerjasama dengan Puskesmas.
Sementara itu, perwakilan Fonterra Brands Indonesia, Vienno Monintja, menyatakan Fonterra Brands Indonesia merasa terhormat dapat menjadi mitra strategis kampanye Osteoporosis. Tahun ini, untuk memeriahkan peringatan HON yang ke-10, Fonterra Brands Indonesia berpartisipasi aktif dalam peringatan HON 2012 melalui kegiatan Charity Walk, Kampanye Indonesia Bergerak – 2 Minggu Demi Esok yang Lebih Baik.
“Charity walk, merupakan kegiatan pengumpulan dana untuk edukasi pencegahan Osteoporosis, dengan cara mengajak masyarakat berjalan dari 4 kota, Surabaya, Solo, Semarang, Bandung. Jumlah langkah yang terkumpul akan diakumulasikan dan dikonversikan dalam sejumlah dana untuk didonasikan kepada Perosi dan Perwatusi. Selain itu, Fonterra Brands Indonesia juga menyediakan pemeriksaan tulang secara gratis bagi masyarakat Indonesia”, ujar Vienno.
Tahun ini merupakan tahun ke-10 peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON), sejak diluncurkan tahun 2002 lalu. Tahun ini, HON 2012 bertema “Indonesia Bergerak – Waspadai Patah Tulang Akibat Osteoporosis”. Puncak Peringatan Hari Osteoporosis Nasional 2012 akan dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2012, di Monas. Berbagai kegiatan akan dilakukan seperti peluncuran logo 10 tahun Hari Osteoporosis Nasional, jalan kaki 10.000 langkah yang akan diikuti oleh lebih dari 15.000 orang, pengenalan osteo dance dan lomba foto jurnalistik bagi media.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementrian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021)52907416-9, faksimili: (021)52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):