Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, membuka 10th Asia Oceania Thyroid Association Conggress, di Bali (21/10).
“Program penanggulangan penyakit yang berhubungan dengan tiroid merupakan salah satu kegiatan pengendalian penyakit tidak menular. Salah satu penyebab tiroid ini dikarenakan kekurangan yodium dan gangguan autoimun”, ujar Prof. Tjandra.
Menurut data Riskesdas 2007 rata-rata kadar iodium dalam urine yang telah diukur pada populasi sebesar 224/µ gr/ltr dan merujuk pada riskesdas 2010 telah terjadi peningkatan di tahun 2011 sebanyak 229µ/ltr.
Angka cakupan pemberian garam beriodium pada tahun 1992 sebesar 40%, dan terdapat 15% penderita gondok non toksik. Tercatat pula cakupan populasi yang telah mengkonsumsi garam beriodium sebesar 70-90% dan penderita gondok sebesar <5% pada tahun 2011.
“Asupan iodium tidak hanya berasal dari garam saja, namun juga dapat di peroleh dari pangan olahan”, tambah Prof. Tjandra
Upaya pemerintah dalam menekan angka penyakit tidak menular ini dengan memberikan garam beriodium, berstandar SNI yang akan ditangani oleh Kementerian Perindustrian dan mengadakan penilaian kadar iodium dalam tubuh manusia pada populasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021)52907416-9, faksimili: (021)52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail [email protected]