Saat ini pencapaian MDG di Indonesia cukup menggembirakan. Sebagian besar sasaran Millennium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan diperkirakan akan tercapai atau on track. Karena itu, upaya untuk mencapai semua sasaran MDGs perlu dilanjutkan.
Saat ini, Indonesia telah menurunkan prevalensi balita dengan berat badan rendah atau kekurangan gizi (MDG-1); pengendalian penyebaran dan penurunan kasus baru Tuberkulosis (TB) telah mencapai target (MDG-6); menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita (MDG-4); mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan kasus baru malaria (MDG-6).
Demikian pernyataan Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada pembukaan kegiatan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakor Pop) dengan tema “Tingkatkan Kinerja Pusat dan Daerah untuk Mendukung MDGs 2015 dan BPJS Kesehatan 2014” di Jakarta (13/11). Kegiatan yang akan berlangsung hingga tanggal 15 November ini dihadiri lebih kurang 292 orang, yang terdiri dari pejabat Eselon I dan II Kemenkes RI, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan Kepala Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal Kemenkes RI.
“Perlu diberikan perhatian khusus pada sasaran MDG yang masih off track, yaitu MDG-5 Menurunkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan MDG-6 Mengendalikan dan menurunkan infeksi baru HIV”, ujar Menkes.
Angka Kematian Ibu (AKI) secara nasional pada periode 1994-2007 menunjukkan penurunan secara signifikan. Pada 2010, AKI nasional adalah 214 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara target MDG-5 adalah menurunkan angka kematian Ibu hingga ¾ pada tahun 2015 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
“Kecenderungan penurunan pada tahun 2015 diperkirakan baru akan mencapai 161 per 100.000 kelahiran hidup. Karena itu, diperlukan kerja keras dan dukungan dari semua pihak agar Indonesia dapat mencapai target MDG-5 tersebut”, tegas Menkes.
Menkes menuturkan, sampai dengan tahun 2012, program yang dilakukan untuk mempercepat penurunan AKI, diantaranya: Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K); Pelayanan Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal Dasar (PONED); Program kemitraan bidan-dukun; Pelayanan KIA dan KB di semua fasilitas kesehatan; Pelayanan Penanganan Komplikasi Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di 402 RS yang mampu menangani rujukan PONEK.
Pada kesempatan tersebut, Menkes mengapresiasi cakupan kunjungan kehamilan pada tahun 2011 karena beberapa Provinsi telah melampaui target nasional.
Sementara itu, cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dari 84,78% (2010) menjadi 87,40% (2011) dengan penolong utama persalinan utama adalah tenaga bidan yang ditempatkan hingga ke tingkat desa.
Upaya penurunan AKI melahirkan yang telah dilaksanakan, diantaranya penempatan Bidan PTT di desa khususnya di daerah DTPK; peningkatan kualitas penanganan rujukan di RS Kab./Kota, dan penyediaan Jaminan Persalinan (Jampersal) bagi ibu hamil.
“Kualitas persalinan oleh tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan dengan mengusahakan persalinan di fasilitas kesehatan dan melengkapi alat-alat persalinan. Saya harap peralatan antenatal care (ANC) dan alat pemeriksaan haemoglobin dilengkapi di Puskesmas”, tutur Menkes.
Sementara itu, terkait MDG-6 mengenai HIV/AIDS, data jumlah kasus AIDS sampai dengan 30 Juni 2012, dilaporkan sebanyak 2224 kasus dari 33 provinsi, yang berasal 368 kab/kota. Saat ini, semakin banyak kasus HIV yang dideteksi lebih awal, sehingga kasus AIDS semakin menurun. Sementara itu, angka kematian akibat AIDS saat ini 2,4% (2012). Angka ini menurun tajam dari data sebelumnya 40% (2000).
“Seluruh daerah perlu mendapat perhatian serius, baik dalam penanggulangan maupun pencegahan penyakit HIV-AIDS. Saya berharap seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi segera mengambil langkah-langkah yang tepat guna meminimalisasi perluasan masalah HIV/AIDS ini”, tegas Menkes.
Menkes menyatakan bahwa upaya pengendalian HIV/AIDS dilakukan dengan pendekatan “Total Football” secara Intensif, menyeluruh, komprehensif dan terkoordinasi (PERPRES 75/2006), melalui upaya-upaya sebagai berikut: Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, temasuk remaja 15-24 tahun, populasi rawan terinfeksi dan ODHA dengan Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) bagi Remaja untuk peningkatan pengetahuan HIV/AIDS; Peningkatan upaya pengobatan dan rehabilitasi penderita AIDS di 322 RS Rujukan ARV; serta melakukan upaya monitoring, evaluasi dan penelitian.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id.