Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Selasa, 07/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Health Tourism, Penggerak Perekonomian Kawasan Asia Pasifik

Rokom by Rokom
01 Desember 2012
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

blankHari ini (29/11) Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu menandatangani Momerandum of Understanding (MoU) tentang Wisata Kesehatan (Health Tourism) dalam acara Konferensi Internasional Health Tourism, di Jakarta. Dengan kesepakatan ini diharapkan akan meningkatkan keberhasilan pembangunan pariwisata dan kesehatan termasuk wisata kesehatan.

Wisata Kesehatan adalah kegiatan perjalanan wisata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan ini adalah juga salah satu penggerak perekonomian yang penting di kawasan Asia Pasifik.

Estimasi hasil studi oleh Klynfeld Pear Marwick Goerdeller Internasional menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran masyarakat untuk wisata kesehatan sebesar 20%-30%, dari 78,5 miliar US dolar pada tahun 2010 menjadi 100 miliar US dolar pada tahun 2012. Peningkatan ini terkait dengan besarnya uang yang dibelanjakan wisatawan yang berdampak pada peningkatan pemasaran berbagai produk dan jasa serta peningkatan lapangan kerja di negara tujuan wisata.

Meski demikian masalah kesehatan dapat berdampak negatif pada pariwisata. Pandemi SARS tahun 2002-2003 dan Pandemi Influenza H1N1 tahun 2009 telah menghambat perdagangan dan pariwisata di berbagai negara terjangkit yang menyebabkan kerugian jutaan dolar. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan pembangunan kepariwisataan.

Indonesia merupakan salah satu tujuan wisata dunia yang banyak diminati. Indonesia juga mempunyai keanekaragaman tradisi dan budaya termasuk obat dan pelayanan kesehatan tradisional. Salah satu upaya pelayanan kesehatan tradisional adalah wellness yang berpotensi untuk pengembangan wisata kesehatan.

Menurut Menkes, kebijakan wisata kesehatan di Indonesia mencakup dua aspek, yaitu aspek medical tourism dan aspek wellness tourism. Medical Tourism adalah perjalanan wisata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan Wellness Tourism adalah perjalanan wisata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan pendekatan holistik untuk pemeliharaan kesehatan dan bersifat promotif – preventif. Salah satu bentuk wellness adalah perawatan Spa (sehat pakai air).

Menkes menjelaskan, ada dua metode perawatan Spa yang dikenal di Indonesia yaitu metode Spa Jawa dan metode Spa Bali. Kedua metode ini banyak dipakai di negara-negara Asia (Malaysia, Singapura, Jepang), Eropa (Turki, Rusia, Jerman, Belgia, Bulgaria, Ceko) dan Amerika (Amerika Serikat dan Kanada). Salah satu majalah kecantikan dan kesehatan Jerman menganugrahkan The Best Destination in The World kepada Bali Spa pada tahun 2009. Sayangnya, kesuksesan ini belum didukung oleh basis ilmiah kesehatan di dalam negeri sehingga sulit untuk berkompetisi secara global.

Menngenai Spa, Menkes menjelaskan bahwa perawatan Spa dilakukan oleh Spa Therapist. Pada tahun 2012 sebanyak 4.500 orang Spa Therapist telah mendapatkan sertifikasi dari Kemendikbud. Dewasa ini banyak Spa Therapist dari Indonesia yang bekerja di negara-negara Asia, Eropa dan Amerika.

Jumlah layanan Spa di Indonesia sangat banyak dan tersebar di kota-kota besar. Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah standarisasi layanan Spa untuk menjamin agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang kesehatan.

Sebagai komitmen terhadap wisata kesehatan, Kemenkes bersama Kemenparekraf, perwakilan RS, Spa dan asosiasi kesehatan membentuk tim kerja dengan nama Indonesia Wellness and Healthcare Tourism (IWHT), yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana kerja bersama. Sejumlah rencana kerja tersebut diantaranya adalah Meningkatkan kualitas RS terutama kompetensi pengobatan yang spesifik, tenaga kerja, kolaborasi dengan asuransi, penyusunan dan implementasi Permenkes terkait pemanfaatan dokter asing untuk beroperasi di Indonesia dan khusus melayani pasien asing;  Meningkatkan kolaborasi dengan biro perjalanan wisata dalam rangka promosi wisata kesehatan Indonesia; Menetapkan kolaborasi RS yang bersinergi dengan Wellness Spa di 4 destinasi wisata yaitu Bali, Jakarta, Manado, Makasar; Menambah kolaborasi RS yang memiliki layanan wellness spa di Jabar, Jateng, Jatim, Sumatra; serta Berkolaborasi dengan sport tourism untuk memperkenalkan IWHT.

Menurut Menkes, dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan medical tourism, Indonesia telah mempunyai 5 RS swasta yang telah terakreditasi Internasional (RS Primier Bintaro, RS Premier Jatinegara, RS Eka Hospital BSD, RS Siloam Tangerang Selatan dan RS Sentosa Bandung) dan 2 RS pemerintah (RSUP Ciptomangunkusumo Jakarta dan RSUP Sanglah Bali) yang sedang dalam proses mendapatkan akreditasi Internasional.

Indonesia juga memiliki RS rujukan khusus yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan kesehatan dalam negeri dan luar negeri seperti RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, RS Kanker Dharmais, RS Pusat Stroke di Bukit Tinggi, dan RS Khusus Jiwa yang ada di setiap Provinsi. Sekarang sedang dikembangkan RS Khusus Otak di Jakarta.

Pada konferensi yang dihadiri Wamenkes, Pejabat Eselon-1 dari lingkungan Kemenkes dan Kemenparekraf, perwakilan ASEAN Foundation, WHO Indonesia, wakil Organisasi Profesi Kesehatan dan Asosiasi Pariwisata, serta perwakilan negara sahabat yaitu Thailand, Malaysia, India ini, Menkes mendorong para operator pariwisata untuk mempromosikan kunjungan layanan Spa dalam agenda wisatawan kesehatan di Indonesia. Para operator pariwisata dan pengelola pelayanan kesehatan juga didorong untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia apabila wisatawan yang dilayaninya memerlukan pelayanan kesehatan.

Konferensi ini merupakan forum bagi para pemangku kepentingan di bidang kesehatan dan pariwisata, baik nasional maupun internasional untuk berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Menkes berharap hasil konferensi ini akan bermanfaat bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di Negara-negara ASEAN dan India.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

RSCM Masuk Peringkat 36 Dunia Pada Academic Medical Center 2023

7 Februari 2023
blank

Kemenkes Kejar Target Semua RS Bisa Layani Pasien Kanker

7 Februari 2023
blank

Dukung Peningkatan Layanan Jantung Anak di Indonesia, IDAI-PERKI Tandatangani MoU

6 Februari 2023
blank

Deteksi Dini Stroke, RS PON Hadirkan Layanan Unggulan Brain Check Up

7 Februari 2023
blank

Kasus Baru Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipatif

6 Februari 2023
blank

Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi ini

7 Februari 2023
Next Post
blank

Resusitasi jantung Dini Upaya Pertolongan Pertama pada Henti Jantung

blank

Kekerasan terhadap Perempuan Tidak Dapat Ditoleransi Apapun Alasannya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.