Musibah banjir di Provinsi DKI Jakarta, terjadi sejak 15 Januari 2013 di 17 Kecamatan dan 30 Kelurahan dan meluas hingga 35 Kecamatan dan 135 Kelurahan pada 19 Januari 2013. Pada 22 Januari 2013, terjadi penurunan menjadi 3 Kota Administrasi 13 Kecamatan dan 40 Kelurahan yang masih terendam banjir, yaitu Jakarta Utara (2 Kecamatan, 5 Kelurahan); Jakarta Barat (3 Kecamatan, 18 Kelurahan); dan Jakarta Selatan (8 Kecamatan, 17 Kelurahan).
Demikian pernyataan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) Kemenkes RI, dr. Sri Henni Setiawati, MHA, dalam laporannya kepada Plt. Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS, Selasa (22/1).
“Korban banjir yang semula dirawat inap di beberapa RS berjumlah 28 orang. Saat ini yang masih menjalani perawatan sejumlah 18 orang”, kata dr. Henni.
Selanjutnya, data laporan (hingga 22 Januari 2013 pukul 16.00 WIB) menyebutkan bahwa korban luka ringan yang dirawat jalan berjumlah 26.426 orang, dan juga terdapat pengungsian sebanyak 29.809 jiwa yang tersebar di empat dari lima Kotamadya, yakni Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Hingga berita ini diturunkan,RS Atmajaya dan 11 Puskesmas masih terkena dampak banjir.
Sementara itu, RS lapangan mini yang sebelumnya didirikan PPKK Kemenkes RI di empat lokasi telah melayani pasien sebanyak 1911 orang, dengan rincian sebagai berikut: RS lapangan Kapuk Jakarta Barat (342 orang); RS lapangan Bukit Duri Jakarta Barat (117 orang); RS lapangan Kalibata Jakarta Timur (106 orang); dan RS Lapangan Rawa Buaya Jakarta Timur (1.346 orang).
Lebih lanjut, berdasarkan data dari Pusdaldukkes Dinkes Provinsi DKI Jakarta, gambaran tren penyakit yang muncul pasca banjir tanggal 17-20 Januari 2013, antara lain Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA); Penyakit kulit; Diare; Gastritis, dan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Beberapa waktu lalu, Menkes RI melepas 147 orang tenaga kesehatan sebagai tenaga kesehatan mobile untuk membantu Dinas Kesehatan Provinsi terkait pelayanan kesehatan di pos-pos kesehatan di lokasi pengungsian. Tenaga kesehatan tersebut terdiri dari tenaga dokter, perawat,asisten apoteker, dan kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, Kemenkes juga sudah membentuk Posko gabungan yang terdiri dari Lintas Program yang dikoordinasikan oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK); Membantu evakuasi 185 orang pasien dari RSJ dr. Soeharto Herdjan Grogol ke RSJ dr. Marzuki Mahdi Bogor; Menurunkan tim rapid health assessment (RHA) atau penilaian cepat kesehatan ke 5 Suku Dinas Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta; Mendirikan 4 RS Lapangan, 2 di Jakarta Selatan (Bukit Duri dan Kalibata) dan 2 di Jakarta Barat (Rawabuaya dan Kapuk); Mengirimkan 3 Tim Kesehatan bergerak (mobile) untuk memberikan pelayanan kesehatan ke lokasi pengungsi di Pluit Jakarta Utara, Muara Baru, Tambora, dan Kapuk Muara Jakarta Barat; serta Menempatkan mesin pengolah air minum dan air bersih dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) di kelurahan Bukit Duri, dengan kapasitas 200 liter/jam.
Sebagai bentuk tanggap bencana, Kemenkes memberikan bantuan, antara lain: Mengirimkan 10 ton Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI); Mengirimkan 2.850 individual kit, yang terdiri dari Hygine Kit, Kit Ibu hamil, Kit Ibu bersalin, dan Kit Bayi; Mengirimkan bantuan obat-obatan sebanyak 30 paket, dimana setiap paket dapat digunakan untuk 200–300 pasien; Menyiapkan serum anti bisa ular.
Bantuan lainnya, Kemenkes juga menyiapkan 2 set Emergency Kit, 60 botol PAC, 2 spanduk poskes, 2 paket obat–obatan, 50 eksemplar leaflet Diare dan 1.000 buah masker; Mengirim tim untuk melakukan pemantauan dan penilaian cepat kesehatan atau rapid health assesment (RHA); Menempatkan mesin pengolah air minum dan air bersih di kelurahan Bukit Duri, dengan kapasitas 200 liter/jam; Memeriksa sample makanan dan minuman di tempat pengungsian; Menyiapkan 150 veltbed dan 15 personal kit untuk PPK Regional DKI Jakarta; Menyiapkan 2 buah perahu karet untuk standby di Kantor Kementerian Kesehatan dan 10 bh perahu karet standby di Gudang PPKK; serta Memberikan bantuan logistik berupa Kaporit 120 kg, polybag sampah 1000 buah, repellent lalat 3 dus, repellent nyamuk 208 sachet, air rahmat 88 botol, Lisol 4 dus, oralit 100 kotak, zink 100 kotak, 5 set emergency kit, sarung tangan panjang 12 pasang, sarung tangan pendek 24 pasang, Laptoteks 5 kotak, 2 paket obat–obatan, roll banner zoonosis 10 buah, 50 eksemplar leaflet mengenai diare.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline