Pertemuan Experts Advisory Group Meeting (EAGM) on the Draft Organization of Islamic Cooperation Strategic Health Programme of Action (OIC-SHPA) 2013–2022, telah diselenggarakan di Ankara, Turki, pada 18–19 Februari. Hadir pada acara tersebut, 17 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yaitu Turki, Arab Saudi, Kazakhstan, Algeria, Mesir, Tajikistan, Indonesia, Irak, Malaysia, Sudan, Yaman, Niger, Mozambique, Comoros, Mali, Djibouti, Brunei Darussalam; 2 organ khusus OKI (IDB dan ISESCO); dan 4 organisasi internasional lainnya (WHO – Estearn Mediterranean Regional Office/EMRO, UNICEF, UNFPA, Global Fund).
Menurut dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH, Kasubbid Kerjasama Kesehatan Bilateral Kementerian Kesehatan RI, pertemuan EAGM diselenggarakan secara khusus guna memfinalisasi draft OIC-SHPA yang telah disusun oleh tim Statistical, Economic and Social Research and Training Centre for Islamic Countries (SESRIC) dan memuat area prioritas serta beragam aksi dan kegiatan untuk meningkatkan kerjasama negara-negara anggota OKI dalam bidang kesehatan.
Pada pembahasan SHPA, Indonesia menyampaikan beberapa masukan konstruktif pada setiap tematik area, antara lain usulan dimuatnya nutrisi melengkapi tematik area 3 serta usulan program aksi konkrit yang dapat dilakukan oleh negara-negara anggota pada level nasional dan dalam kerangka kerjasama OKI maupun internasional. Indonesia berhasil memuat usulan dalam draft SHPA dengan dukungan sebagian besar negara OKI yang hadir. Masukan lengkap Indonesia atas draft OIC-SHPA. Selanjutnya, guna memonitor implementasi dan evaluasi dari OIC – SHPA, Indonesia juga mengusulkan mekanisme review secara periodik, mengingat cakupan jangka waktu OIC – SHPA yang cukup panjang.
Demikian informasi yang disampaikan oleh dr. Dicky Budiman, M.Sc. PH, Kasi Kerjasama Kesehatan Bilateral Kementerian Kesehatan RI, melalui pesan elektronik kepada Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI, pada (22/2).
Indonesia terpilih sebagai Chair pada pertemuan ini, didasarkan pada pertimbangan bahwa usulan SHPA merupakan usulan Indonesia bersama dengan Iran dan Kazakhstan, serta mengingat pentingnya kontinuitas pembahasan dokumen SHPA untuk diikuti Indonesia selaku calon Ketua KTM Kesehatan ke-4 OKI, kata dr. Dicky.
Delri pada EAGM dipimpin oleh Sekretaris Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemkes, dan beranggotakan Direktur Bina Kesehatan Anak, Direktur Bina Gizi, serta unsur-unsur Delri dari Kabid Regional dan Kasubid Kerjasama Bilateral Pusat Kerjasama Luar Negeri dan Kasi Evapor Set Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes serta Dit. Sosial Budaya & OINB Kemlu dan KBRI Ankara. Bertindak selaku Chair EAGM adalah Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Hubungan Kerjasama Internasional dan Kelembagaan.
Pertemuan ini, dibuka oleh Direktur Jenderal Kerjasama Iptek OKI, Dr. Razley bin Moh Nurdin, yang menyampaikan harapannya, agar OIC-SHPA dapat ditindaklanjuti dengan pelaksanaan program aksi yang disepakati bersama. Dengan kehadiran organisasi internasional terkait bidang kesehatan diharapkan implementasi rencana aksi ini dapat didukung, dan dengan disahkannya SHPA, kerjasama OKI di bidang kesehatan dapat menjadi lebih efektif dan berorientasi pada hasil akhir.
Pada kesempatan ini, Dirjen SESRIC, Dr. Cavas Alpay, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa isu kesehatan sangat penting dan critical, untuk itu diperlukanupaya yang kuat untuk memperbaiki langkah yang sudah diambil dan menyusun kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan upaya mengatasi permasalahan kesehatan di negara-negara OKI. Selanjutnya Dirjen SESRIC menyampaikan, bahwa pertemuan ini adalah tindak lanjut dari 2 pertemuan terakhir KTM Kesehatan di Iran dan Kazakhstan yang memandatkan pembentukan Steering Committee on Health (SCH) dan Strategic Health Programme of Action.
Pertemuan ini, mengesahkan anggota Biro pertemuan EAGM, sebagai berikut: Indonesia (Ketua), Kazakhstan (Wakil Ketua), Turkey – calon Ketua KTM Kesehatan ke-5.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat e-mail [email protected].