Organisasi Kesehatan Dunia atau WHOmenyatakan bahwa setiap tahun sebanyak tujuh juta orang di dunia meninggal akibat Hipertensi. Pada 2011, dilaporkan sekitar satu milyar orang di dunia menderita Hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, 1 di antara 3 orang penduduk dewasa usia 18 tahun ke atas, berarti lebih kurang sebanyak 51 juta orang dewasa, menderita Hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%. Tidak ada perbedaan proporsi antara laki-laki dan wanita yang menderita hipertensi, demikian pula dengan tingkat sosial ekonomi. Semua orang berisiko terkena hipertensi.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, saat mencanangkan “Gerakan Pengukuran Tekanan Darah Bagi Masyarakat” dalam rangka peringatan World Health Day (WHD) Hari Kesehatan Sedunia (HKS) tahun 2013 di Istora Senayan Jakarta, Minggu (7/4). Hadir pula pada kegiatan tersebut, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Mr. Heinz Walker Nederkoorn; WHO Representative Indonesia, Dr. Kanchit Limpakarnjanarat; Ketua Indonesian Society of Hypertension, Dr. Nani Hersunarti, Sp.JP(K), FIHA; dan Presiden Direktur PT Novartis Indonesia, Dr. BRM, Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP, FIHA.
“Melalui gerakan ini, saya berharap masyarakat termotivasi untuk mengukur tekanan darah secara rutin, meskipun tidak sedang dalam keadaan sakit. Dengan demikian, masyarakat dapat mewaspadai dan mendeteksi Hipertensi lebih dini”, ujar Menkes.
Menkes menambahkan, utamanya bagi mereka yang sudah terdeteksi mengalami hipertensi, pengecekan tekanan darah secara teratur dan kepatuhan meminum obat dapat mencegah terjadinya komplikasi, seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Hipertensi seringkali disebut silent killer karena terjadi dengan tanpa tanda atau gejala. sehingga seringkali baru disadari bila telah menyebabkan gangguan pada organ tubuh. Penelitian mengungkapkan bahwa sebanyak 76,1% penduduk tidak mengetahui dirinya mengidap Hipertensi, dimana hanya 7,2% penduduk yang mengetahui dirinya menderita hipertensi.
“Kita mengetahui bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor 1. Kita pun harus menyadari betul bahwa kejadian stroke sebagian besar disebabkan oleh hipertensi”, ujar Menkes.
Pada kesempatan tersebut, Menkes menyatakan bahwa Hipertensi dapat dicegah dan dikendalikan melalui perilaku hidup sehat, seperti: 1) Kurangi asupan garam, lemak dan gula; 2) Makan buah dan sayuran, minimal 5 porsi sehari; 3) Melakukan aktivitas fisik, minimal 5 kali 30 menit dalam 1 minggu; 4) Tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol; serta 5) Mengelola stres.
“Karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk selalu berperilaku CERDIK: Cek kesehatan secara berkala, salah satunya yaitu pengukuran tekanan darah secara rutin; Enyahkan asap rokok; Rajin beraktivitas fisik seperti jalan sehat dan senam jantung sehat yang akan kita lakukan hari ini; Diet yang sehat dengan kalori seimban; Istirahat yang cukup; dan Kelola stres”, tandas Menkes.
Peringatan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) tahun 2013 memilih tema “Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah”, bertujuan untuk menarik perhatian dunia dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada dampak dan tantangan kesehatan masyarakat akibat hipertensi. Pada peringgatan tahun ini, dilakukan Peluncuran “Gerakan Pengukuran Tekanan Darah bagi Masyarakat”, Gerak Jalan dan Senam Bersama yang diikuti lebih kurang 1500 peserta dari berbagai kalangan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan e-mail kontak@depkes.go.id.