Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya kematian akibat penyakit tidak menular di dunia. Dalam World Health Statistics tahun 2012, WHO melaporkan bahwa sekitar 51% dari kematian akibat stroke dan 45% dari penyakit jantung koroner disebabkan oleh hipertensi.
Satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, dan dua per tiga diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Oleh karena itu hipertensi merupakan masalah kesehatan dunia yang mencemaskan dan menyebabkan beban biaya kesehatan yang tinggi. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi.
Demikian sambutan Menkes yang dibacakan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada acara Seminar Pengendalian Hipertensi di Indonesia dalam rangkaian Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013, di Jakarta (10/4). Seminar dihadiri Komisi IX DPR RI, Wakil-wakil organisasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan WHO Representatif to Indonesia.
Di Indonesia, satu dari tiga orang penduduk usia 18 tahun ke atas terkena hipertensi. Tidak ada perbedaan proporsi antara laki-laki dan wanita, tidak terkecuali pada tingkat sosial ekonomi. Semua orang berisiko terkena hipertensi. Proporsi laki-laki dengan hipertensi 31,3%, sedangkan perempuan 31,9%. Proporsi masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah sebanyak 30,5%, dan ekonomi tinggi sebanyak 33,0%, jelas Prof. Tjandra Yoga.
Pada kesempatan itu pula Prof. Tjandra menyampaikan laporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010 hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak di rumah sakit di Indonesia untuk rawat inap maupun rawat jalan. Menurut data Registry Acute Heart Failure Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta sebanyak 28% kasus gagal jantung dan 50% Coronary Artery Disease (CAD) disebabkan oleh hipertensi.
Dalam pengendalian Hipertensi pemerintah berupaya dengan cara komprehensif dari hulu sampai hilir yang mencakup promotif-preventif dan kuratif-rehabilitatif. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain penyusunan Pedoman Pengendalian Hipertensi, Buku Saku Waspadai Tekanan Darah, Buku Saku Gula, Garam dan Lemak agar terhindar dari Penyakit Tidak Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, tambah Prof Tjandra Yoga.
Masih dalam rangkaian Hari Kesehatan Sedunia, pada kesempatan tersebut diluncurkan buku Pedoman Pengendalian Hipertensi, Buku saku pengaturan gula, garam dan lemak dan Buku saku hipertensi : waspada tekanan darah anda. Adapun seminar yang diikuti 1200 peserta ini membahas tema mengenai Perilaku “CERDIK” Dalam Pengendalian Hipertensi yang dipaparkan oleh dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, Cegah Cuci Darah dengan Mengontrol Tekanan Darah Anda oleh Dr. dr. Aida Lydia, SpPD, K-GH, FINASIM dan Jantung Tersumbat Akibat Tekanan Darah Tidak Terkontrol oleh dr. Kasim Rasjidi. SpPD, K-KV,SpJP.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email [email protected].