Sebanyak 11 dari 20 jenis Neglected Tropical Disease (NTD) terdapat di Indonesia, yaitu Filariasis, Kecacingan, Schistosomiasis, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), Rabies, Frambusia, Lepra, Japanese B. Encephalitis, Cysticercosis, Fasciolopsis, dan Anthrax.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp(K), MARS, DTM&H, DTCE, usaii memimpin Rapat Lintas Sektor mengenai Penanggulangan Filariasis dan Kecacingan di Jakarta (28/8).
“Diperlukan komitmen bersama untuk mengeliminasi filariasis dan kecacingan di Indonesia”, ujar Prof. Tjandra.
Prof Tjandra menyatakan bahwa penanggulangan filariasis meliputi tiga komponen, yaitu: 1) Mass Drug Administration (MDA) dan Pemberian Obat Massal untuk Pencegahan (POMP); 2) Penanganan kasus dan pencegahan kecacatan; dan 3) Penanggulangan vektor.
“Saat ini, terdapat 302 Kabupaten/Kota endemis filariasis di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 32 Kabupaten/Kota telah menyelesaikan MDA-POMP dan 87 Kabupaten/Kota lainnya sedang menjalani MDA-POMP, sementara sisanya belum memulai MDA-POMP”, jelas Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra menambahkan bahwa WHO telah menyediakan obet untuk filaria, namun masih diperlukan anggaran untuk operasionalnya. Diharapkan pada 2014, sebanyak 50 juta orang dapat terlindungi dengan meminum obat pencegahan filaria.
Sementara itu, angka kecacingan di Indonesia adalah 28%. Kegiatan penanggulangan kecacingan dapat dilakukan dengan: 1) Pemberian vitamin A (untuk Balita); 2) Diintegrasiakn bersama program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS); serta 3) Melibatkan anggota pramuka dalam upaya menyosialisasikan pencegahan kecacingan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat e-mail [email protected].